Kapal serbu amfibi Jepang Shinshū Maru
Shinshū Maru (神州 丸 atau 神 洲 丸) adalah kapal yang dioperasikan oleh Angkatan Darat Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II. Shinshū Maru adalah kapal pengangkut kapal pendarat pertama di dunia, sehingga menjadi pelopor kapal serbu amfibi modern. Selama beberapa operasinya, dia diketahui telah menggunakan setidaknya empat nama samaran yakni R1, GL, MT, dan Ryūjo Maru. DesainShinshū Maru memiliki fitur yang signifikan dalam peperangan amfibi, dan karena itu keberadaannya ditutup rapat-rapat selama ia beroperasi. Kapal ini dapat membawa 29 kapal pendarat kelas-Daihatsu, 25 kapal pendarat kelas-Shohatsu, dan empat perahu lapis baja yang diluncurkan dari geladak sumurnya.[1] Selain itu, Shinshū Maru direncanakan dapat membawa pesawat terbang dengan jumlah lebih banyak di hangar dalam superstrukturnya.[2] Pesawat akan diluncurkan oleh dua ketapel untuk mendukung serangan amfibi. Rencana pemasangan ketapel tersebut tidak pernah terealisasi hingga pembangunannya selesai sehingga kapal ini tidak pernah membawa pesawat yang operasional. Konsep-konsep yang ada pada Shinshu Maru bertahan sampai hari ini. Hal itu dapat terlihat pada kapal amfibi serbu helikopter dan pendaratan helikopter milik Angkatan Laut Amerika Serikat.[3] KarierKonvoi
Nama samaranR1"R1" merupakan akronim dari Rikugun tipe satu (pertama). Angkatan Laut Kekaisaran Jepang membagi nomor jenis kapal pada saat konstruksi sebagai A, B, C, dan seterusnya. Mereka merasa tidak nyaman untuk menyebutnya "kapal angkatan darat", sehingga diambillah huruf Romawi "R" untuk "Rikugun".[15] GL"GL" merupakan akronim dari God Land yang merupakan terjemahan bahasa Inggris dari kapal ini (神州).[16] MT"MT" merupakan akronim dari Matsuda Tajiri yang berasal dari dua nama perwira Tsūshōgō, yakni Makihei Matsuda dan Shōji Tajiri.[17][18] Ryūjo MaruPada waktu yang sama dengan pembangunan Shinshū Maru, perusahaan pelayaran swasta Kusumi Kisen juga membangun kapal kargo berukuran sedang yang bernama "Shinshu Maru". Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan saat melakukan pendaratan di Pulau Jawa, nama kapal serbu amfibi ini pun diubah menjadi Ryūjo Maru.[19][20] Setelah Kampanye Hindia Belanda selesai, namanya berubah kembali menjadi Shinshū Maru.[21] NasibShinshū Maru adalah salah satu kapal yang ditenggelamkan oleh torpedo Tipe 93 milik Mogami di Teluk Banten saat Pertempuran Selat Sunda.[22] Ia kemudian diangkat dan ditugaskan kembali.[23] Pada 3 Januari 1945, ketika kembali ke Takao setelah misi suplai ke Pulau Leyte, Shinshu Maru mengalami kerusakan akibat serangan udara Amerika Serikat oleh Satuan Tugas 38;[14] setelahnya kapal itu ditinggalkan, ia ditenggelamkan oleh kapal selam USS Aspro di lepas Selat Formosa dekat Takao. Catatan kaki
Referensi
Bacaan lanjutan
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Kapal serbu amfibi Jepang Shinshū Maru. |