Selama perang, kapal selam dari Angkatan Laut Amerika Serikat bertanggung jawab atas 55% kerugian kapal dagang Jepang; angkatan laut Sekutu lainnya juga memperbanyak jumlah kerugian.[1] Perang terhadap pengiriman barang-barang Jepang adalah satu-satunya faktor paling menentukan dalam jatuhnya perekonomian Jepang.
Kapal selam Sekutu juga menenggelamkan sejumlah besar transportasi pasukan Tentara Jepang Kekaisaran (TKJ), menewaskan ribuan tentara Jepang dan menghambat penyebaran bala bantuan TKJ selama pertempuran di pulau-pulau Pasifik. Mereka juga melakukan patroli pengintaian, mendaratkan pasukan khusus dan gerilya serta melakukan tugas pencarian dan penyelamatan.[2] Mayoritas kapal selam yang terlibat berasal dari Angkatan Laut AS, disusul oleh Angkatan Laut Kerajaan sedangkan Angkatan Laut Belanda berkontribusi dengan jumlah kapal yang sedikit.