Flight deck and enclosed hangar for one helicopter
Kapal perusak kelas Atago (あたご型護衛艦code: ja is deprecated , Atago-gata Goeikan) adalah sebuah versi perbaikan dari kapal kelas Kongō dari Angkatan Laut Bela Diri Jepang (JMSDF).
Desain
Pada tahun 2000, Kantor Staf Agensi Maritim Pertahanan Jepang memasukkan dua kapal Aegis dalam anggaran lima tahunan nya selain empat unit kapal perusak kelas Kongō yang telah dipesan sebelumnya.
Kelas Atago pada dasarnya merupakan kapal perusak kelas Kongō yang diperbaiki dan diperbesar. Kapal kelas ini menyediakan akomodasi yang besar da mampu beroperasi secara fleksibel. Salah satu perubahan yang paling terlihat adalah penambahan sebuah hangar untuk membawa satu helikopter SH-60K. Jika dibandingkan dengan kapal kelas Kongō/Arleigh Burke (Flight I) yang hanya memiliki platform helikopter (namun tanpa peralatan pendukung), kapal ini memiliki fasilitas penanganan helikopter yang lebih baik. Untuk meningkatkan fungsi kapal kelas Atago sebagai pusat komando, anjungan kapal nya berada dua dek lebih tinggi dari kapal kelas Arleigh Burke Flight IIA. Dengan bobot muatan penuh lebih dari 10.000 ton, Atago adalah kapal permukaan pertama AL Bela Diri Jepang yang menembus bobot tersebut. Panjang laras meriam telah ditingkatkan dari 54 kaliber pada kelas Kongō menjadi 62 kaliber dengan jangkauan tembak hingga 38 km. Bersamaan dengan peremajaan beberapa kapal Jepang yang lain, peluru kendali jelajah Harpoon (seperti pada konfigurasi awal kapal kelas Kongō) telah digantikan oleh Type 90 (SSM-1B) peluru kendali darat ke darat buatan Jepang.
Jepang juga telah membeli lisensi pembuatan persenjataan ini untuk digunakan pada kapal kelas Kongō Aegis mereka. Japan Steel Works akan membuat, merakit, dan menguji coba senjata.
Sistem pengendali tembakan untuk kapal kelas Atago yaitu Aegis Weapon System Baseline 7 phase 1, yang akan mengombinasikan sistem manufaktur Amerika dan Jepang untuk melengkapi sistem Aegis. Aegis Weapon System baseline 7 telah memperbaiki akurasi penjajakan untuk target vertikal, dan sebuah kemampuan memperoleh data untuk sasaran kecil dan berketinggian rendah dibandingkan dengan Aegis Weapon System baseline 4 dan 5, yang digunakan pada kapal kelas Kongō. Atago juga menggunakan menara polos baru yang lebih siluman, yang dibuat asli di Jepang. Sejumlah perbaikan diberikan untuk membuat Atago semakin menjadi kapal siluman.
Seperti kapal kelas Kongō, kelas Atago juga dilengkapi dengan sistem persenjataan yang komprehensif.:
Dua dudukan torpedo dalam konfigurasi tiga tabung.
Sebuah meriam Mk 45 Mod 4 127 mm 62-kaliber gun, dalam sebuah dudukan berbentuk siluman. Dibuat oleh Japan Steel Works di bawah lisensi Amerika dari pembuat aslinya.
Mengikuti konstitusi pasifis pasca perang Jepang, kapal Atago saat ini tidak membawa Tomahawk (meski, dalam teori setidaknya, penggunaan versi anti-kapal dapat diizinkan). Sementara dua kapal kelas Atago memasuki dinas, dua kapal kelas Tachikaze, Tachikaze dan Asakaze akan dibesituakan atau decommissioned.
Pada tahun 2015, Jepang secara resmi memulai pembuatan dua kapal kelas Atago dari subkelas 27DD. Lambung kapal diperbesar hingga berbobot 8.200 ton agar terdapat ruang perkembangan untuk sistem persenjataan mutakhir. Sistem propulsi CODLAG menerima sejumlah perbaikan pada ruang, manajemen energi dan distribusi. Persenjataan baru yang akan dipasang seperti peluru kendali anti-kapal, laser pertahanan titik buatan Jepang, serta sistem electromagnetic railgun. Peningkatan lainnya termasuk pada radar pencari permukaan AN/SPQ-9B, sebuah sistem sonar multi statis, dan sebuah Aegis combat system yang ditingkatkan dengan Cooperative Engagement Capability (CEC). Kedua kapal 27DD diprediksi dapat diresmikan pada 2020 and 2021.[3]
Jika dibandingkan dengan kapal perusak kelas Type 052D, radar Atago yang diperbarui memungkinkan mereka menembak peluru kendali balistik sementara kemampuan Type 052D dalam ballistic missile defense tidak diketahui. Atago memiliki 96 vertical launch silos (VLS) dibanding 64, dapat bertahan melawan spektrum ancaman yang luas terhadap satuan tugas atau mereka sendiri, memiliki jangkauan deteksi yang lebih baik melalui CEC, dan dibuat untuk mengakomodir peningkatan di masa depan. Type 052D memiliki kemampuan serang yang lebih baik. Menggunakan peluru kendali jelajah dan mampu menampung lebih banyak peluru kendali anti-kapal dalam VLS nya; kedua desain cukup seimbang dalam hal persenjataan utama dan meriam pertahanan diri serta jaringan digital dan pembagian informasi.[4]