Kapal Prinz Eugen dipersenjatai 8 meriam utama kaliber 203 MM, 12 meriam kaliber 105 MM serta berbagai meriam anti pesawat yang lebih kecil serta berbagai macam senapan mesin.
Masa dinas
Pada masa-masa awal Perang Dunia 2 di front Eropa, Prinz Eugen bergabung dalam Operasi Rheinuburg yang dimaksudkan untuk menerobos masuk ke wilayah Samudra Atlantik dengan komando dari Bismarck. Mereka berdua berhasil menghancurkan battlecruiser HMS Hood dan melukai parah kapal tempur HMS Prince of Wales milik Inggris dalam Pertempuran Selat Denmark. Selama operasi tersebut, Prinz pernah dipisahkan dengan Bismarck untuk menyerang kapal dagang Sekutu. Namun ia gagal karena ada masalah mesin dan membuatnya harus menepi ke Prancis yang telah dikuasai Nazi Jerman untuk diperbaiki.
Pada tanggal 11-13 Februari 1942, Prinz kembali beraksi bersama dua kapal tempur kelas Scharnhorst dan para pengawalnya dalam Operasi Cerberus, dimana dalam operasi tersebut mereka harus kembali ke Jerman dari wilayah Inggris, dengan menghancurkan blokade armada Inggris menggunakan jalur English Channel. Operasi militer dari Kriegsmarine ini cukup terkenal dalam sejarah perang Eropa karena sulitnya mereka yang harus berkoordinasi saling silang dengan Operasi Thunderbolt dari AU Nazi Jerman untuk membawa mereka semua pulang ke Jerman dengan sukses. Setelahnya pada bulan yang sama, Prinz langsung dikirim ke Norwegia dimana beberapa hari setelah penempatannya ia justru rusak parah karena torpedo dari kapal selam Inggris HMS Trident dan harus pulang dan tinggal di Jerman sampai Perang Dunia 2 nyaris mencapai tahap akhirnya.
Nasib
Pada akhir perang, kapal ini berfungsi sebagai kapal evakuasi bagi pasukan dan orang-orang sipil Jerman dari wilayah Eropa Timur yang akan segera diduduki Uni Soviet.[butuh rujukan] Prinz Eugen merupakan satu-satunya kapal perang Jerman yang selamat dari Perang Dunia 2.
Diambil alih Sekutu
Saat Jerman Nazi mulai runtuh, Prinz Eugen melarikan diri ke Kopenhagen, Denmark pada April 1945.[1] Semenjak Nazi runtuh pada Mei 1945, pasukan Inggris menuju Kopenhagen untuk pengambilan hak Prinz Eugen bagi Royal Navy.[2] Pada 27 Mei 1945, Prinz Eugen yang berisi awak campuran antara Kriegsmarine dan Royal Navy berlayar dari Kopenhagen menuju Wilhelmshaven, lalu sepanjang musim panas 1945 pihak Sekutu melakukan perundingan "bagi-bagi jatah hasil perang".
Dari semua negara Sekutu, hanya Royal Navy dan United States Navy yang mampu menggunakan teknologi elektronik yang ada di Prinz Eugen, maka dari itu pada 13 Desember 1945 Inggris menyerahkan Prinz Eugen ke Amerika Serikat setelah Jerman menyerah.[3] Amerika sebenarnya tidak ingin menerima kapal ini, tapi akhirnya mereka terima agar teknologinya tidak jatuh ke tangan Uni Soviet.[4] Sejak tanggal itu Prinz Eugen resmi menggunakan prefix USS Prinz Eugen (IX-300), dan pada 13 Januari 1946 USS Prinze Eugen meninggalkan Eropa untuk terakhir kalinya, dan sebagian kru saat perlayaran tersebut berasal dari Kriegsmarine.
Tes nuklir
Amerika pun kemudian menyertakan Prinz dalam tes nuklir bernama Operasi Crossroads di Atol Bikini. Setelah dinyatakan bertahan hidup dari ledakan nuklir tersebut, ia bermaksud untuk ditarik sampai ke Kwajalein Atoll namun kemudian badannya mulai miring dan akhirnya tenggelam disitu pada Desember 1946. Sampai sekarang, semua orang masih dapat melihat jasadnya dengan agak jelas dari permukaan laut di posisi dua mil ke barat laut dari Bandara Bucholz Army. Salah satu sekrup baling-balingnya diambil dan disimpan juga untuk dipajang di Laboe Naval Memorial di Jerman.[5] Bel loncengnya juga diambil dan dipajang di Museum Nasional Angkatan Laut Amerika Serikat.[6]
Dörr, Manfred (1996). Die Ritterkreuzträger der Überwasserstreitkräfte der Kriegsmarine—Band 2: L–Z [The Knight's Cross Bearers of the Surface Forces of the Navy—Volume 2: L–Z] (dalam bahasa German). Osnabrück: Biblio Verlag. ISBN978-3-7648-2497-6.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Friedman, Norman (1994). U.S. Submarines Since 1945: An Illustrated Design History. Annapolis: Naval Institute Press. ISBN978-1-55750-260-5.
Gardiner, Robert; Chesneau, Roger, ed. (1980). Conway's All the World's Fighting Ships, 1922–1946. Annapolis: Naval Institute Press. ISBN978-0-87021-913-9. OCLC18121784.
Geyger, William A. (1957) [1954]. "Historical Development of Magnetic-amplifier Circuits". Magnetic-Amplifier Circuits (edisi ke-2nd). New York: McGraw-Hill Book Company. hlm. 11. Library of Congress Catalog Card Number 56-12532. One reason for the increased interest in magnetic amplifiers in this country was the successful German development work for various military applications, especially for naval fire-control systems, as used on the German heavy cruiser "Prinz Eugen."
Gröner, Erich (1990). German Warships: 1815–1945. Annapolis: Naval Institute Press. ISBN978-0-87021-790-6.
Koop, Gerhard; Schmolke, Klaus-Peter (1992). Die Schweren Kreuzer der Admiral Hipper-Klasse [The Heavy Cruisers of the Admiral Hipper Class] (dalam bahasa German). Bonn: Bernard & Graefe Verlag. ISBN978-3-7637-5896-8.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Lenihan, Daniel (2003). Submerged: Adventures of America's Most Elite Underwater Archeology Team. New York: Newmarket. ISBN978-1-55704-589-8.
Die Wehrmachtberichte 1939–1945 Band 3, 1. Januar 1944 bis 9. Mai 1945 [The Wehrmacht Reports 1939–1945 Volume 3, 1 January 1944 to 9 May 1945] (dalam bahasa German). München, Germany: Deutscher Taschenbuch Verlag GmbH & Co. KG. 1985. ISBN978-3-423-05944-2.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)