Kamp konsentrasi Ravensbrück adalah sebuah kamp konsentrasi Nazi khusus tahanan wanita yang dipakai dari Mei 1939 sampai April 1945. Tidak seperti kamp konsentrasi Bergen-Belsen, Dachau atau Buchenwald, kengerian dari kamp konsentrasi tersebut tidak terekam oleh fotografer profesional yang menemani pasukan Sekutu di hari-hari terakhir perang. Setelah meletusnya Perang Dunia II, sejumlah 130.000 tahanan wanita masuk kamp konsentrasi Ravensbrück. Kebanyakan dari mereka yang masuk ke kamp tersebut tidak pernah keluar lagi. Hanya sedikit wanita Yahudi yang dikirim ke sana. Catatan perang yang bertahan menunjukkan bahwa selama tahun-tahun pengoperasian kamp, hanya 26.000 narapidana adalah orang Yahudi.
Tahanan
Kebanyakan tahanan wanita dalam kamp tersebut adalah penentang rezim Nazi: mereka adalah mata-mata dan pemberontak. Sisanya adalah cendekiawan dan akademisi yang secara terbuka mendukung sosialisme atau komunisme—atau menganut paham lain yang dianggap berbahaya oleh Hitler. Terdapat juga sekelompok wanita yang sama sekali tidak memenuhi ekspektasi feminitas Jerman—kelompok ini termasuk golongan lesbian, istri Arya dari Yahudi, wanita dengan cacat fisik, dan wanita dengan gejala sakit mental.
Bersama para pelacur, mereka dipaksa memakai lencana segitiga hitam yang menandai mereka sebagai wanita "asosial". Sebaliknya, penjahat akan memakai lencana segitiga hijau, dan tahanan politik mengenakan lencana merah. Narapidana Yahudi, yang sudah terbiasa dengan lencana bintang yang menandai mereka sebelum penahanan, kemudian mereka diberi lencana segitiga berwarna kuning.[1]