Kaiserliche Marine atau Angkatan Laut Kekaisaran Jerman berdiri setelah berdirinya Kekaisaran Jerman pada tahun 1871 dari Angkatan Laut Konfederasi Jerman Utara (bahasa Jerman: Marine des Norddeutschen Bundes). Penggunaan Kaiserliche Marine di angkatan laut diperkenalkan pada tanggal 1 Februari 1872 dan digunakan sampai akhir perang dunia pertama tahun 1918.
Nama kapal Kaiserliche Marine dimulai dengan S.M.S yang merupakan singkatan dari Seiner Majestät Schiff (kapal Paduka yang Mulia).
1890 sampai 1914
Kaiserliche Marine memperoleh makna di bawah kaisar yang antusias terhadap armada angkatan laut dan industri persenjataan maritim pun muncul. Dengan selesainya Kanal Nord-Ostsee pada tahun 1895, perpindahan kekuatan laut antara Laut Utara dan Laut Timur dapat dilakukan dengan cepat.
Pada tahun 1889, struktur kepemimpinan mengalami perubahan[1] dan dibentuklah Dewan Angkatan Laut (Marinekabinett), Komando Tertinggi Angkatan Laut (Oberkommando der Marine) dan Reichsmarineamt. Pada 1898, parlemen (Reichstag) mengesahkan undang-undang baru tentang angkatan laut. Pada tahun 1899 Oberkommando digantikan dengan Admiralstab dan Kaisar menjadi Panglima Tertinggi (Oberbefehlhaber) kembali.
Kaiserliche Marine kemudian dilengkapi dengan sistem persenjataan baru, seperti: ranjau laut, torpedo, U-Boot (kapal selam), pesawat terbang dan kapal udara. Dengan adanya perubahan doktrin atas pertahanan dan pertempuran laut berdampak pada dibangunnya armada Hochsee (Hochseeflotte) dalam suatu perlombaan persenjataan dengan Inggeris.
Permasalahan besar yang ada pada Kaiserliche Marine sampai dengan akhir perang dunia pertama adalah kurangnya koordinasi internal.
Secara organisasi Hochseeflotte mulai awal abad ke-20 menjadi inti dari Kaiserliche Marine. Di samping itu terdapat juga Ostasiengeschwader, Mittelmeer-Division dan berbagai dinas darat, seperti pangkalan angkatan laut di Laut Utara dan Laut Timur.
Hochseeflotte
Sampai akhir abad-19, armada angkatan laut hanya aktif di musim panas. Di musim dingin kebanyakan dari kapal yang ada di masukkan ke dalam galangan. Di musim semi diaktifkan kembali dengan latihan besar-besaran supaya kapal-kapal menjadi siap untuk dipakai. Untuk maksud ini Kaiserliche Marine melakukan memusatkan latihan itu setiap tahun yang dipimpin oleh seorang Admiral. Pada tahun 1900 Übungsflotte (armada latih) berganti nama menjadi Schlachtflotte (armada tempur) dan pada 1906 menjadi Hochseeflotte. Adik sang kaisar, Prinz Heinrich, menjadi pimpinannya yang pertama.
Kekuatan Hochsee saat pecahnya perang pada bulan Augustus 1914:
^Konrad Ehrensberger, 100 Jahre Organisation der deutschen Marine, Bonn 1993, ISBN 3-7637-5913-1
Rujukan
Dieter Jung: Die Schiffe der Kaiserlichen Marine 1914–1918 und ihr Verbleib, Bernard & Graefe Verlag, 2003, ISBN 3-7637-6247-7.
G. Beckmann, K.U. Keuble (Hrsg.): Alltag in der Kaiserlichen Marine um 1890. Die Bildmappe »Unsere Marine« von C.W. Allers. Berlin 1993, ISBN 3-89488-051-1.
Cord Eberspächer: Die deutsche Yangtse-Patrouille. Deutsche Kanonenbootpolitik in China im Zeitalter des Imperialismus 1900–1914. Bochum 2004, ISBN 3-89911-006-4.
Gerhard Wiechmann: Die preußisch-deutsche Marine in Lateinamerika 1866–1914. Eine Studie deutscher Kanonenbootpolitik. Bremen 2002, ISBN 3-89757-142-0.
Gerhard Wiechmann (Hg.): Vom Auslandsdienst in Mexiko zur Seeschlacht von Coronel. Kapitän Karl von Schönberg. Reisetagebuch 1913–1914, Bochum 2004, ISBN 3-89911-036-6, ISBN-13 978-3899110364.