Kain Besurek merupakan karya budaya dari Provinsi Bengkulu yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tahun 2015. Karya buaya ini masuk dalam domain Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional dengan nomor pencatatan 201500208. Kain Basurek merupakan kain bercorak kaligrafi yang menjadi penanda akulturasi budaya Arab di daerah Bengkulu.[1]
Asal Usul dan Perkembangan
Sejarah awal perkembangan Kain Besurek bermula saat hijrahnya pahlawan Pangeran Sentot Alibasya beserta keluarga dan pengikutnya ke daerah Bengkulu. Hal ini dibuktikan oleh pengrajin dan pemakai Kai Besurek awalnya sebagian besar berasa dari keturunan Pangeran Sentot Alibasy. Hingga kini, perkembangan Kain Besurek di Bengkulu demikian pesat sehingga mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat. Dalam perkembangannya, penggunaan Kain Besurek tidak lagi terbatas pada perayaan atau upacara-upacara adat, melainkan telah digunakan untuk berbagai keperluan seperti pakaian untuk acara resmi kedinasan, busana muslim, pakaian santai dengan modifikasi desain motif Kain Besurek.[2]
Penggunaan Kain Besurek
Kain Besurek digunakan dalam berbagai aktivitas kehidupan masyarakat Bengkulu mulai dari upacara adat perkawinan, kelahiran, hingga kematian. Penggunaan Kain Besurek tidak hanya berupa balutan busana saja, tapi juga menghiasi ornamen-ornamen adat dari ritus budaya antara lain:
- Destar atau topi khas Bengkulu pada ritus pernikahan;
- Kain siraman bagi calon pengantin;
- Kain sampiran untuk bilik pengantin;
- Hiasan ayunan untuk cukur rambut bayi;
- Kain untuk penutup jenazah
Motif Kain Besurek
Secara etimologis ‘Besurek’ berasal dari kata ‘be’ termasuk awalan dengan pengertian ‘ber’ dan ‘surek’ yang berarti ‘surat’ atau ‘tulisan’. Sehingga, ‘Kain Besurek’ memiliki arti kain yang telah dipenuhi dengan surat atau tulisan berciri kaligrafi Arab. Corak kaligrafi arab menjadi ciri motif dari kain besurek yang terbagi atas tujuh jenis motif dasar Kain Besurek antara lain:[3]
- Motif Kaligrafi Arab dipakai oleh pembantu Raja penghulu dan pengapit pengantin dalam ritual adat pernikahan sebagai destar atau penutup kepala. Umumnya motif jenis ini berwarna biru.
- Motif Rembulan dan Kaligrafi Arab dikenakan oleh calon pengantin perempuan dalam salah satu rangkaian ritus adat pernikahan yaitu acara siraman. Motif Rembulan dan Kaligrafi Arab identik dengan warna merah.
- Motif Kaligrafi Arab Kembang Melati digunakan untuk ritual adat cukur bayi dengan warna dominan merah manggis.
- Motif Kaligrafi Arab Burung Kuau dipakai dalam pada rangkaian upacara perkawinan oleh calon pengantin putri ziarah kubur. Dominasi warna pada motif ini adalah merah.
- Motif Pohon Hayat Burung Kuau Kaligrfi Arab digunakan pada hiasan yang disampirkan dalam bilik pengantin. Dominasi warna biru sangat kentara dalam motif ini.
- Motif Kaligrafi Arab Kembang Cengkih Kembang Cempaka dipakai dalam rangkaian ritual adat bedabung yaitu upacara mengikir gigi. Merah kecoklat-coklatan merupakan warna yang mendominasi dalam motif ini.
- Motif Kaligrafi Arab Relung Paku Burung Punai dengan dominasi warna merah dipakai sebagai hiasan pembalut ayunan cukur bayi.
Referensi
- ^ Penetapan Kain Besurek https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=208
- ^ Arti, Sejarah, dan Motif Kain Besurek Bengkulu http://pedomanbengkulu.com/2018/06/arti-sejarah-dan-motif-kain-besurek-bengkulu/
- ^ PedomanBengkulu.com. "Arti, Sejarah, dan Motif Kain Besurek Bengkulu". Diakses tanggal 2019-02-22.