Jurnalisme damai
Jurnalisme damai adalah istilah yang digunakan bagi seorang jurnalis yang melaporkan suatu kejadian dengan menggunakan bingkai (frame) yang lebih luas, berimbang, dan akurat. ruang lingkup kerja jurnalisme damai didasarkan pada peliputan informasi tentang konflik dan perdamaian.[1]
Ide pendekatan Jurnalisme Damai awalnya dikembangkan oleh profesor Ilmu Damai Johan Galtung 1970an. Kemudian dikembangkan oleh Jake Lynch dan Annabel McGoldrick tentang praktik Jurnalisme Damai pada tahun 1990-an.[3] Jurnalisme Damai berbeda dengan Jurnalisme Perang, Jurnalisme Perang adalah Pelaporan kejadian yang fokus pada peristiwa kekerasaan sebagai penyebab konflik dan yang dapat memicu peningkatan konflik.[4] Menurut Andarini (2014), Jurnalisme Perang Cenderung mengekspos dan menekankan semangat untuk bertikai dan bermusuhan di antara pihak yang sedang berkonflik. Sedangkan jurnalisme Damai berupaya menghindari perang atau kekerasan.[5] Peran Jurnalisme Damai Dikutip dari Rengkaningtias, A. U. (2019),[6] peran jurnalisme damai adalah untuk menyebarkan informasi dengan tujuan mempromosikan pemahaman, toleransi, dan perdamaian dalam masyarakat. Jurnalisme damai berfokus pada pemberitaan yang tidak memprovokasi konflik, menghindari sensasionalisme, dan membangun dialog yang konstruktif. Berikut adalah beberapa peran jurnalisme damai:
Jurnalisme damai memegang peran penting dalam membangun masyarakat yang lebih harmonis dan berkelanjutan. Dengan pendekatan yang bertanggung jawab dan peduli terhadap dampaknya, jurnalisme damai dapat menjadi alat yang kuat untuk memperkuat pemahaman, dialog, dan perdamaian di dalam suatu masyarakat. Referensi
|