Jure GrandoJure Grando atau Giure Grando (? - 1656) adalah vampir klasik pertama yang pernah terdokumentasikan.[1] Di tempat asalnya, Istria, dia disebut sebagai štrigon. KisahnyaJure Grando adalah seorang petani yang tinggal di Kringa, sebuah desa kecil di semenanjung Istria dekat Tinjan. Dia meinggal pada 1656, tetapi menurut legenda, dia muncul kembali sebagai vampir (štrigon) dan menghantui desanya sampai kepalanya dipenggal pada tahun 1672.[2]Menurut legenda, selama 16 tahun setelah kematiannya, Jure bangkit pada malam heri dan meneror penduduk desa.[3] Pendeta desa, Giorgio, yang mengubur Jure enam belas tahun sebelumnya menyatakan bahwa pada malam hari seseorang mengetuk pintu rumah di desa, dan salah seorang penghuni yang pintu rumahnya diketuk akan meninggal beberapa hari kemudian Jure juga muncul di jendela di kamar perempuan. Ketika itu, mayat Jure tersenyum dan bernapas, lalu melakukan seranagn seksual.[4] Ketika pendeta Giorgio berhadapan dengan sang vampir, Giorgio mengacungkan salib di depannya dan berteriak "Lihatlah pada Yesus Kristus, hei kau vampir! Berhentilah menyiksa kami!" pada saat itu sang vampir langsung menangis. Orang-orang desa yang berani, dengan dipimpin oleh Miho Radetić, lalu mengejarnya dan berusaha membunuhnya dengan menusuk jantungnya, namun gagal karena tongkat pensuuknya selalu terpental dari dada sang vampir.[4] Satu malam kemudian, sembilan orang pergi ke kuburan, membawa salib, lampu dan tongkat penusuk. Mereka menggali makam Jure dan meliat mayatnya tidak membusuk dan sedang tersenyum.[5] Pendeta Giorgio berkata: "Lihat, štrigon, ada Yesus Kristus yang menyelamatkan kami dari neraka dan mati untuk kami. Sedangkan kau, štrigon, kau tak akan memperoleh kedamaian!"[5] Mereka lalu mencoba menusuk jantungnya lagi namun lagi-lagi gagal karena dagingnya tak bisa ditembus. .[2] Setelah melakukan eksorsisme, salah seorang penduduk, Stipan Milašić, mengambil gergaji dan memotong kepala Jure. Seketika itu juga, sang vampir menjerit dan darah muncrat dari tubuhnya, dan makam itu segera penuh dengan darah. Menurut legenda, setelah pemenggalan Jure, desa kembali damai. Referensi
|