Jonathan Edwards
Jonathan Edwards (5 Oktober 1703 - 22 Maret 1758) adalah seorang teolog asal Amerika Serikat yang sangat memengaruhi peristiwa Revival di Amerika.[3] Edwards adalah seorang pendeta Kongregasionalis yang banyak membela ajaran Calvinis.[4] Riwayat hidupJonathan Edwards lahir pada 1703, di Windson Timur, Connecticut, Amerika Serikat[3] Ayahnya, Timothy Edwards (1668-1759) adalah seorang pendeta di East Windsor, Connecticut (sekarang South Windsor) dan ibunya, Ester Stoddard, adalah putri dari Pdt. Salomo Stoddard, dari Northampton, Massachusetts.[5] Pdt. Salomo Stoddard pernah belajar di Universitas Yale.[6] Jonathan yang merupakan satu-satunya anak laki-laki adalah anak kelima dari sebelas anak. Dia dilatih oleh ayahnya dan kakak-kakaknya, yang semuanya menerima pendidikan yang sangat baik. Edwards belajar bahasa Latin pada usia enam tahun.[7] Pada usia 13 tahun, ia juga sudah fasih berbahasa Yunani dan Yahudi.[7] Ia masuk Yale College tahun 1716, ketika masih di bawah usia tiga belas tahun. Pada tahun berikutnya, ia berkenalan dengan Essay Concerning Human Understanding oleh John Locke, yang sangat memengaruhinya. Edwards sangat tertarik pada sejarah alam, dan pada usia tujuh belas, ia menulis sebuah esai yang begitu hebat tentang kebiasaan dari "laba-laba terbang".[8] Bahkan sebelum lulus pada bulan September 1720, sebagai pembaca pidato perpisahan dari kelasnya, ia tampaknya memiliki filosofi yang dirumuskan dengan baik. Dia menghabiskan dua tahun belajar teologi setelah lulus di New Haven. Pada usia tujuh belas tahun ia telah menjadi tutor di Yale University.[7] Dan pada usia dua puluh empat tahun ia menjadi pendeta pada gereja kongregasional.[7] AjaranEdwards adalah pembela ajaran Calvinis melalui khotbah-khotbah yang dikemukakannya.[3][4] Tanpa ia sadari, hal itu mengakibatkan jemaatnya ikut bangkit.[3][4] Peristiwa ini kemudian dikenal dengan nama The Great Awakening (Kebangunan Rohani Besar), yang meluas pada seluruh gereja di Amerika Utara.[3][4] Selain khotbah-khotbahnya, Jonathan Edwards juga memiliki sejumlah tulisan yang isinya adalah pembelaan terhadap predestinasi Calvin.[6] Edwards menerima ide tentang kehendak bebas secara sangat terbatas, dengan pengertian manusia bebas berlaku menurut kehendak mereka masing-masing.[3] Pada tahun 1734, Edwards mewartakan pesan Calvinis tentang kebenaran atas dasar iman dengan gencar.[3] Akibatnya, dalam waktu setahun hampir seluruh penduduk dewasa di Massachusetts, Northampton menjadi Kristen.[7] Pada tahun berikutnya ia pergi ke Stockbridge sebagai penginjil bagi orang Indian.[3] Pada tahun 1757 ia menerima undangan menjadi rektor New Jersey College (sekarang Princenton University) dan ia menerimanya.[3] Tidak lama setelah itu Edwards meninggal karena cacar pada 1758, akibat suntikan anti cacar yang diterimanya ketika wabah penyakit itu melanda tempat pelayanannya.[3][7] Edwards adalah pembela dan sekaligus pengkritik kebangunan rohani di zamannya.[3] Hal ini terlihat dari khotbahnya yang terkenal, Sinners in The Hand of an Angry God (Orang-orang Berdosa di Tangan Allah yang Murka), yang menekankan secara khusus tentang murka Allah, sehingga menyebabkan kebangunan rohani.[3] Ia dikenal sebagai pejuang yang tidak kenal mundur terhadap Arminianisme, karena tetap gencar mengemukakan ajaran Calvinis.[3] Edwards pernah disebut filsuf Amerika terbesar karena karya Freedom of Willnya.[3] Ia juga adalah bapak teologi New England.[3] Ajaran teologinya kemudian dilanjutkan oleh putranya Jonathan Edwards Junior (1745-1801), yang menghasilkan Teologi New Heaven dari Charles Finney.[3] KaryaSeluruh korpus dari karya-karya Edwards termasuk karya yang tidak dipublikasikan sebelumnya kini tersedia secara online pada website The Jonathan Edwards Center at Yale University.[9] Karya proyek Jonathan Edwards di Yale telah menghasilkan edisi ilmiah dari Edwards berdasarkan transkripsi segar dari manuskripnya sejak 1950-an. Ada 26 jilid sejauh ini. Banyak dari karya-karya Edwards telah dicetak ulang secara teratur. Beberapa karya besar tercantum di bawah ini:
Referensi
|