Jejak kaki purba AcahualincaJejak kaki purba Acahualinca (pengucapan bahasa Spanyol: [akawaˈliŋka]; bahasa Spanyol: Huellas de Acahualinca) berada di Managua, Nikaragua dekat tepi selatan Danau Managua (Lago Xolotlán). Wilayah itu pernah disebut "El Cauce".[1] Jejak itu berupa jejak kaki manusia dari zaman Holosen Akhir yang tercetak pada abu dan lumpur vulkanik, yang terpadatkan sekitar 2.120±120 tahun yang lalu, dari suatu kelompok sekitar 15 orang yang lewat.[2] Diduga bahwa itu adalah jejak orang-orang yang sedang berlari menyelamatkan diri dari letusan gunung berapi, namun jarak antara suatu jejak dengan jejak lainnya mengindikasikan langkah orang yang sedang berjalan.[3] Jejak terfosilkan dari beberapa binatang juga ada, namun kenyataan bahwa jejak tersebut silang-menyilang dengan jejak manusia menandakan bahwa binatang tersebut tidak berjalan bersama mereka.[4] Penelitian ilmiahTahun 1874, sekelompok pekerja bangunan menemukan jejak tersebut. Dokter medis dan kolektor benda purba asal Amerika Serikat, Earl Flint, menyiarkan jejak tersebut untuk menarik perhatian komunitas ilmiah dan media massa pada tahun 1884.[5] Institusi Carnegie Washington memulai penelitian ilmiah pertama dan dan mengekskavasi wilayah tersebut tahun 1941 dan 1942. Mereka juga membangun sebuah museum dan bangunan untuk melindungi jejak tersebut.[6] Pekerjaan itu dilanjutkan oleh Joaquín Matilló, Allan L. Bryan dan Jorge Espinoza pada tahun 1960-an dan 1970-an. Allan L. Bryan, dari Universitas Alberta, menggunakan penanggalan radiokarbon untuk menentukan usia tanah, langsung dari lapisan tanah di bawah jejak, dan memperoleh hasil 5.945±145 tahun radiokarbon BP.[3] Berdasarkan penanggalan ini, ia memperkirakan jejak tersebut terjadi sekitar 5.000 BP. Namun, hasil penanggalan endapan vulkanik di mana itu terjadi, yang dikenal sebagai Lapisan Tripel Masaya, menunjukkan bahwa jejak fosil tersebut hanya berusia sekitar 2.120 ± 120 tahun.[2] Tahun 1978, peneliti asal Nikaragua, Jorge Espinoza melanjutkan ekskavasi menjelang penghentian ekskavasi semula. Ia menemukan jejak lainnya di kedalaman 4 meter.[4] Jejak tersebut diyakini masih berlanjut lebih jauh lagi.[7] Spesimen jejak-jejak tersebut dapat dilihat di Museum Arkeologi Peabody di Universitas Harvard dan Museum Nasional Amerika Serikat.[8] Referensi
|