Jaranan Suroboyoan adalah salah satu Jenis Kuda Lumping yang Berkembang di Surabaya.
Sejarah
Terdapat tiga wilayah di Surabaya yang dihuni orang-orang Ponorogo sejak masa Kolonial diantaranya Kertajaya, Joyoboyo dan Bulak Banteng. Orang-orang Ponorogo di Surabaya ini melestarikan Reog Ponorogo, selain itu juga kesenian Reog Thek (Jaranan Thek) hingga menjadi beberapa kelompok seni Reog. Disaat tidak memiliki kesenian Reog dadak, maka digunakanlah kesenian Jaranan Thek sebagai sarana ritual dan hiburan orang-orang Ponorogo di Surabaya.[1]
Seperti terkombinasi antara Reog dan Jaranan di Surabaya, biasanya menampilkan dalam keadaan kesurupan hingga akrobatik yang menegangkan sehingga berbeda dengan reog yang tanpa kesurupan ataupun jaranan yang tanpa akrobatik. Inovasi dan kreasi selalu bermunculan pada Jaranan Suroboyoan sehingga berbeda dengan arasamen musik dan gerak tari pada Jaranan yang ada di Jawa Timur. Seperti halnya Sebagian besar peralatan Jaranan dibuat sendiri oleh seniman Jaranan Suroboyo dan sebagian saja yang mendatangkan langsung dari Ponorogo.[2]
Meski demikian, dengan berjalannya waktu banyak pendatang di Surabaya juga yang melestarikan kesenian Kuda Lumping walau tidak mengacu pada Jaranan Thek.