Pada 13 April 2024, pria berusia 40 tahun bernama Joel Cauchi menikam hingga tewas enam orang dan melukai 12 orang lainnya di pusat perbelanjaan Westfield Bondi Junction di pinggir timur Sydney, New South Wales, Australia. Korban tewas adalah lima perempuan dan seorang pria, sementara di antara korban termasuk bayi perempuan berusia sembilan bulan. Cauchi ditembak mati oleh seorang inspektur polisi.
Latar belakang
Westfield Bondi Junction adalah pusat perbelanjaan utama di pinggir timur Sydney, serta merupakan yang terbesar keempat di New South Wales. Insiden penikaman terjadi pada hari Sabtu sore ketika tempat tersebut didatangi ratusan pengunjung.[1]
Serangan
Menurut Kepolisian NSW, pelaku memasuki Westfield Bondi Junction sekitar pukul 15:10 AEST dengan mengenakan kaus olahraga,[2] keluar dari pusat perbelanjaan sebelum kembali 10 menit kemudian dengan membawa apa yang digambarkan oleh para saksi mata sebagai pisau sepanjang 30 cm.[3][4][5]
Saksi mata mengatakan bahwa pelaku berperilaku tidak menentu, dan rekaman video dari kamera keamanan dan pengunjung menunjukkan pelaku menyerang orang-orang yang dilaluinya secara acak. Beberapa pengunjung menghentikan pelaku, melarangnya masuk ke area tertentu.[6] Video ponsel menunjukkan seorang pria, yang belakangan diidentifikasi sebagai pekerja konstruksi asal Prancis, Damien Guerot, menghalau pelaku saat menaiki eskalator dengan menggunakan tiang patok plastik ke arahnya.[7][8]
Pelaku sempat terlihat keluar tempat kejadian sebelum masuk lagi pukul 15:20.[9] Layanan telepon darurat menerima laporan adanya orang yang ditikam.[5][10] Gedung tersebut dievakuasi dan transportasi umum di sekitar area tersebut dialihkan.[11] Sekitar 40 ambulans New South Wales dikerahkan ke tempat kejadian.[12]
Pelaku ditembak mati di bagian dada oleh seorang inspektur polisi, Amy Scott, yang menanti di lantai lima gedung setelah diarahkan oleh Guerot dan seorang warga negara Prancis lainnya, Silas Despreaux. Ketika pelaku datang ke arahnya dengan pisau, Scott menembaknya. Begitu pelaku tumbang, Scott memberikan resusitasi jantung paru (CPR).[13][14][15] Suara penembakan membuat lebih banyak orang di dalam pusat perbelanjaan panik, yang menyebabkan lebih banyak evakuasi dan penjaga toko mengunci toko mereka untuk melindungi pengunjung di dalam.[9]
Korban
Pada pukul 18:15, Asisten Komisaris Kepolian NSW Anthony Cooke, dalam sebuah konferensi pers, awalnya mengonfirmasi bahwa lima korban tewas bersama dengan pelaku, sementara beberapa lainnya masih dalam kondisi kritis.[16]
Lima korban meninggal di tempat kejadian. Dua belas orang lainnya dirawat di rumah sakit, termasuk seorang bayi perempuan berusia sembilan bulan yang menjalani operasi, dan ibunya, yang akhirnya meninggal di rumah sakit, sehingga jumlah korban tewas menjadi enam orang.[16][17][18][19] Beberapa korban luka-luka dilaporkan dalam kondisi kritis.[5] Seorang anggota keamanan pusat perbelanjaan termasuk di antara korban luka.[20] Pada tanggal 15 April, Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengkonfirmasi kematian seorang warga negara Tiongkok dan luka-luka yang dialami oleh seorang warga negara Tiongkok lainnya, dan menyatakan bahwa mereka akan memonitor dengan seksama investigasi yang sedang berlangsung atas insiden tersebut.[21]
Keenam korban tewas adalah orang dewasa, terdiri dari lima wanita dan satu pria.[5] Korban yang meninggal adalah: Cheng Yixuan, 27 tahun (Mandarin: 程逸轩), seorang mahasiswa dari Tiongkok;[22][23][24] Pikria Darchia, 55 tahun (Georgia: ფიქრრია დარჩია), seorang warga negara Georgia;[25] Ashlee Good, 38 tahun, ibu dari bayi yang terluka;[26] Dawn Singleton, 25 tahun, seorang pekerja ritel di tempat kejadian,[27] putri dari pengusaha John Singleton; Faraz Ahmed Tahir, 30 tahun (Urdu: فراز احمد طاہر), seorang petugas keamanan tak bersenjata di tempat kejadian dan pengungsi asal Pakistan;[3][20][28] dan Jade Young, 47 tahun.[4][29]
Pelaku
Pada pagi hari setelah insiden penikaman, pelaku diidentifikasi sebagai Joel Cauchi, seorang pria berusia 40 tahun dari Toowoomba, Queensland, yang melakukan perjalanan ke Sydney pada bulan Maret 2024. Keluarganya menghubungi polisi setelah mengenali Cauchi di berita.[4] Orang tua Cauchi mengatakan bahwa mereka "sangat terpukul", dan menambahkan bahwa "tindakan Joel benar-benar mengerikan". Mereka juga mengatakan bahwa mereka "tidak masalah" dengan petugas polisi yang menembak putra mereka.[30]
Menurut hasil penyelidikan kepolisian, Cauchi menjalani gaya hidup tak menentu, tidak diketahui memiliki pekerjaan, dan tunawisma.[4] Dia diketahui masih lajang dan tidak memiliki anak.[4] Cauchi menderita masalah kesehatan mental dan pertama kali didiagnosis pada usia 17 tahun,[12] dengan para penyelidik menyatakan bahwa ia diyakini menderita skizofrenia.[31][32][33] Kesehatan mental Cauchi memburuk dalam beberapa tahun terakhir,[4] sementara orang tuanya menyadari bahwa dia telah tergila-gila dengan pisau dan mulai mengumpulkan sekitar enam pisau pada Januari 2023. Mereka menambahkan, Cauchi sebelumnya telah melaporkan ayahnya ke polisi ketika sang ayah mencoba mengambil pisaunya.[3][34] Kepolisian Queensland mengatakan mereka telah mengetahui Cauchi selama empat hingga lima tahun terakhir, terakhir kali diberi catatan "pemeriksaan jalan" atas perilaku mencurigakan pada Desember 2023.[35]
Cauchi mengiklankan dirinya sebagai gigolo di media sosial.[36] Kurang dari seminggu sebelum kejadian, ia juga memposting di halaman Facebook komunitas Bondi untuk mencari mitra berselancar di Bondi.[33]
Investigasi
Penyelidikan awal menunjukkan bahwa Cauchi bertindak sendirian.[37] Motifnya masih belum diketahui.[38]
Pada pukul 20:30, Komisaris Kepolisian NSW Karen Webb berbicara kepada media, mengatakan bahwa polisi percaya bahwa penyerang adalah seorang pria berusia 40 tahun dan mengklarifikasi kasus ini bukanlah tindakan terorisme.[39] Dia mengatakan tidak ada risiko yang sedang berlangsung terhadap publik.[40] Dia juga menyinggung bahwa penyerang tersebut mungkin telah diketahui oleh polisi. Kepolisian Federal Australia dikerahkan untuk membantu polisi negara bagian dalam penyelidikan mereka.[5]
Pada konferensi pers tanggal 14 April, sehari setelah insiden penikaman, Kepolisian NSW mengatakan bahwa pelaku adalah Joel Cauchi, 40 tahun, dari Toowoomba, Queensland. Mereka menyatakan bahwa Cauchi, tak lama setelah datang ke Sydney, "mengambil alih sebuah fasilitas gudang", dan polisi telah memeriksa fasilitas gudang yang sangat kecil tersebut, yang dikonfirmasi berada di Waterloo, pinggiran kota Sydney. Asisten Komisioner Anthony Cooke mengatakan bahwa polisi belum menerima bukti bahwa serangan tersebut "didorong oleh motivasi tertentu - ideologi atau lainnya", dan menambahkan bahwa Cauchi menderita masalah kesehatan mental.[4] Pihak berwenang mengatakan bahwa Cauchi telah mengunjungi dua gerai Westfield lainnya pada hari-hari menjelang serangan tersebut.[41]
Pada tanggal 15 April, Komisaris Webb mengatakan bahwa sudah jelas baginya bahwa Cauchi dengan sengaja menargetkan wanita selama serangan tersebut, dan menghindari pria. Ibu Cauchi mengatakan bahwa dia menargetkan perempuan "karena dia ingin punya pacar dan dia tidak punya keterampilan sosial".[42]
Perdana Menteri NSW Chris Minns mengumumkan pembentukan coronial inquest senilai $18 juta atas respons polisi dan interaksi Cauchi sebelumnya dengan pihak berwenang.[43][44] Pemerintah negara bagian juga mengatakan bahwa mereka akan meninjau penggunaan senjata oleh petugas keamanan di tempat-tempat ramai seperti pusat perbelanjaan dan rumah sakit.[45]
Misinformasi
Di Twitter, Tumblr dan Telegram, beredar misinformasi sekaitan dengan identitas pelaku penikaman. Asumsi simpang siur mengatakan pelaku adalah seorang Muslim dan kejadian tersebut terkait dengan terorisme Islam. Asumsi ini digaungkan oleh komentator seperti Julia Hartley-Brewer dan Rachel Riley, serta salah satu pendiri Britain First, Paul Golding.[46][47] Komentar-komentar Islamofobia dan anti-imigran merebak di dunia maya dalam beberapa jam setelah serangan tersebut, yang dipicu oleh spekulasi yang bernada rasis atau Islamofobia.[47]
Seorang mahasiswa Universitas Teknologi Sydney berusia 20 tahun dengan nama keluarga Yahudi juga dituduh secara keliru sebagai pelaku penikaman. Banyak akun dan komentator politik, seperti neo-Nazi Thomas Sewell,[48] "Aussie Cossack" Simeon Boikov, dan ahli teori konspirasi Maram Susli,[49][50] menjadikan mahasiswa tersebut sebagai target karena keturunan Yahudi. Channel 7 menyebutnya sebagai pelaku selama liputan langsung dan mempublikasikan laporannya di YouTube tanpa menunggu verifikasi.[51][52][53] Pihak perusahaan akhirnya mengeluarkan permintaan maaf atas kesalahan tersebut.[53] Pada tanggal 17 April, mahasiswa yang dituduh sebagai penyerang tersebut meminta bantuan hukum atas pencemaran nama baik terhadap Channel 7.[54]
Islamophobia Register di Australia mencatat 46 laporan terkait kebencian setelah insiden penikaman ini, yang sebagian disebabkan oleh kesalahan informasi yang diembuskan oleh tokoh-tokoh Islamofobia.[55]
Pasca-insiden
Kampanye GoFundMe yang dibuat atas nama Ashlee Good berhasil mengumpulkan lebih dari A$650.000 (US$416.000) untuk putrinya, yang menjalani operasi karena cedera di bagian dada dan lengan,[56] sebelum pulang dari rumah sakit pada tanggal 21 April.
Polisi mengembalikan kendali atas pusat perbelanjaan Westfield kepada pihak manajemen pada malam hari tanggal 14 April.[3] Pusat perbelanjaan ini dibuka kembali pada tanggal 18 April untuk "hari refleksi warga" agar orang-orang dapat memberikan penghormatan dan menaburkan bunga, dengan layanan konseling di lokasi. Scentre Group, yang mengelola jaringan pusat perbelanjaan Westfield, mengatakan bahwa mereka akan menerapkan langkah-langkah keamanan yang lebih baik di semua ritel, termasuk menyediakan pakaian pelindung yang lebih baik bagi petugas keamanan.[45][57] Mereka juga membebaskan pembayaran sewa dari para penyewa ritel pusat perbelanjaan dari tanggal 13 hingga 19 April. Operasi komersial kembali dibuka pada tanggal 19 April.[58]
Reaksi
Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan bahwa kejadian ini merupakan "tindakan kekerasan yang mengerikan" dan menyatakan simpati kepada mereka yang terkena dampak serta para pemberi pertolongan pertama (first responders).[59][1] Dia juga menyebut Amy Scott sebagai "pahlawan".[14] Pada tanggal 18 April, Damien Guerot diberikan izin tinggal permanen di Australia sebagai penghargaan atas tindakannya.[57] Hal ini membuat Muhammad Taha, seorang petugas keamanan dari Pakistan yang juga terluka saat berhadapan dengan Cauchi, bertanya mengapa dia juga tidak diberikan izin tinggal permanen. Setelah komentarnya dipublikasikan, Albanese memberikan Taha izin tinggal permanen pada tanggal 19 April.[60][61]
Albanese menerima pesan belasungkawa mengenai insiden ini dari para pemimpin dunia termasuk Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, dan Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon.[62] Simpati juga diungkapkan oleh pemimpin negara Australia, Raja Charles III dan Ratu Camilla,[63] serta Pangeran dan Putri Wales,[64] bersama dengan Paus Fransiskus[65] dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang juga memuji Damien Guerot dan Silas Despreaux karena telah menghadang Cauchi.[66]
Penjabat Perdana Menteri NSW Penny Sharpe mengadakan pertemuan kabinet negara bagian yang juga memberikan pengarahan kepada Perdana Menteri Chris Minns, yang sedang cuti di Tokyo pada saat serangan terjadi dan langsug kembali ke NSW.[9] Minns mengatakan bahwa dia "merasa ngeri mendengar peristiwa di Bondi Junction" dan, bersama dengan Sharpe, menyampaikan simpati kepada mereka yang terkena dampak serta para pemberi pertolongan pertama. Pada tanggal 15 April, Minns mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan pendirian tugu peringatan permanen untuk para korban. Sebuah buku duka cita daring dibuat oleh pemerintah NSW.[67] Perdana Menteri Queensland Steven Miles menawarkan kerja sama penuh dari pihak berwenang negara bagiannya dalam penyelidikan setelah diketahui bahwa pelaku berasal dari Queensland.[68] Polisi tambahan dikerahkan di pusat-pusat perbelanjaan di Queensland sebagai tindakan pencegahan.[35]
Penghormatan
Sehari setelah insiden penikaman, masyarakat menaburkan bunga di dekat pintu masuk pusat perbelanjaan di Oxford Street sebagai bentuk penghormatan kepada para korban, sementara para sukarelawan dikerahkan untuk menawarkan dukungan kesehatan mental.[12] Sebuah acara peringatan juga diadakan di Bondi Junction oleh para anggota komunitas Ahmadiyah yang tinggal di Australia untuk mengenang para korban, terutama Faraz Tahir, seorang Muslim Ahmadiyah dan kontributor sukarelawan untuk organisasi Pemuda Muslim Ahmadiyah.[69][70]
Perdana Menteri Anthony Albanese mengumumkan hari berkabung nasional pada tanggal 15 April,[67] dengan mengibarkan bendera setengah tiang di gedung-gedung pemerintah dan tempat-tempat penting lainnya,[71] sementara Gedung Opera Sydney diterangi dengan pita hitam pada malam harinya.[72]
Para pemain North Melbourne Football Club mengenakan ban lengan hitam dalam pertandingan Liga Sepak Bola Australia melawan Geelong pada 14 April untuk menghormati Ashlee Good, yang merupakan putri dari anggota dewan dan mantan pemainnya, Kerry Good.[26] Mengheningkan cipta selama satu menit mengawali pertandingan A-League Men antara Sydney FC dan Western Sydney Wanderers, yang dimainkan di Allianz Stadium empat jam setelah insiden terjadi.[73] Mengheningkan cipta selama satu menit juga dilakukan pada pertandingan National Rugby League setelah serangan insiden, termasuk Wests Tigers melawan St George Dragons di Stadion Campbelltown pada 14 April,[74] serta Sydney Roosters yang menjamu Melbourne Storm di Allianz Stadium pada 18 April.[75]
Acara penyalaan lilin diadakan pada tanggal 21 April oleh Waverley Council dan Pemerintah NSW di Bondi Beach. Ratusan orang hadir, termasuk Perdana Menteri, Pemimpin Oposisi, Premier NSW, dan Gubernur NSW.[76][77]
Bendera Universitas Sydney dikibarkan setengah tiang setelah insiden
Monumen peringatan sementara untuk menghormati korban Cheng Yixuan di Universitas Sydney[78]
Taburan bunga penghormatan di Bondi Junction setelah insiden
^Roberts, Millie (13 April 2024). "Bondi Junction buses out of action". ABC News. Australian Broadcasting Corporation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 April 2024. Diakses tanggal 13 April 2024.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Clun, Rachel; Begley, Patrick (13 April 2024). "Bondi Junction stabbing, shooting live updates". The Sydney Morning Herald. Sydney: Nine Entertainment. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 April 2024. Diakses tanggal 13 April 2024.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"邦迪血案第六名死者身份确认 为中国留学生". 澳洲生活网 (dalam bahasa Tionghoa). 14 April 2024. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 April 2024. Diakses tanggal 16 April 2024.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Vidler, Adam; Sharma, Yashee (15 April 2024). "Sixth victim of Bondi stabbing spree named". Nine News. Nine Entertainment. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 April 2024. Diakses tanggal 14 April 2024.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Schachtman, Noah; Kennedy, Michael (17 October 2014). "The Kardashian Look-Alike Trolling for Assad". The Daily Beast. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 August 2021. Diakses tanggal 25 October 2018. It's little wonder that Susli found her way into [Alex] Jones' orbit as conspiracies lie at the heart of her worldview, if her comments on social media are any indication. According to her, 9/11 was an 'inside job.' al Qaeda and ISIS, by her telling, don't exist in the form they've been presented to the global public. First off, they're one in the same. Second, they're a CIA front—hence the use of 'ALCIAda,' a favorite portmanteau.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Achenza, Madeleine; Ransley, Ellen; Schmidt, Nathan; Evans, Duncan (18 April 2024). "Bondi stabbing hero Muhammad Taha to get residency". news.com.au. News Corp Australia. NCA NewsWire. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 April 2024. Diakses tanggal 21 April 2024.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Parameter |name-list-style= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Edwards, Colleen (14 April 2024). "Lomax's leaping helps Dragons hunt down Tigers" (dalam bahasa Inggris). National Rugby League. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 April 2024. Diakses tanggal 18 April 2024.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)