Ima Matul Maisaroh
Ima pernah berpidato di depan puluhan ribu delegasi dalam Konvensi Nasional Partai Demokrat yang digelar di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat, 26 Juli 2016.[2] Ima bisa berbicara di ajang bergengsi tersebut karena diangkat oleh Presiden Barack Obama sebagai salah satu dari 10 anggota Dewan Penasihat Gedung Putih. Ima menangani secara khusus program-program penanggulangan perbudakan dan perdagangan manusia, salah satu isu yang juga menjadi perhatian Partai Demokrat.[1] Kehidupan AwalPada awalnya Ima terpaksa berhenti sekolah dan dipaksa menikah dengan pria yang jauh lebih tua darinya, Ima menolak dan sempat kabur. Namun orang tuanya menemukannya dan akhirnya Ima tetap menikah dengan pria yang 12 tahun lebih tua darinya, meskipun kemudian bercerai. Karena merasa malu, Ima ingin pergi jauh dari kampungnya dan memutuskan untuk mendaftar di perusahaan tenaga kerja.[3] Dari sana, Ima kemudian mendapat tawaran untuk bekerja di Amerika Serikat di tahun 1997.[1] Tawaran itu dia dapatkan saat hendak mencari nafkah di Hongkong. Seorang perekrut tenaga kerja mengatakan semua keperluan Ima akan diurus, mulai dari paspor, visa, dan tiket. Ima dijanjikan akan diberikan gaji sebesar 150 dollar AS per bulan. Awalnya, Ima senang karena bekerja pada orang Indonesia di Los Angeles dan tidak perlu repot belajar Bahasa Inggris. Pada kenyataannya Ima tak pernah mendapatkan gajinya dan justru mengalami kekerasan fisik di tiga tahun masa kerjanya. Ima bekerja 18 jam sehari dan sering terbangun di malam hari untuk merawat bayi. Ima akhirnya mencoba mencari pertolongan dari tetangga sekitar dengan secarik kertas bertuliskan "Please help me." Meskipun sempat takut akan diadukan pada majikannya, usaha Ima akhirnya tidak sia-sia. Ada salah satu tetangganya yang menolongnya dan melaporkan kondisi Ima ke Coalition to Abolish Slavery and Trafficking (CAST). Dari CAST, Ima baru sadar telah menjadi korban perdagangan manusia.[4] KarierSetelah diselamatkan oleh CAST, Ima memutuskan untuk membalas budi dengan bergabung dengan organisasi anti-perdagangan manusia tersebut. Ia juga mengasah ilmunya dan keterampilan berbahasa Inggris, dan akhirnya menjadi pendampingan penyintas (survivor) perbudakan manusia di AS. Melalui CAST, Ima juga mengajukan petisi pada Presiden Obama mengenai isu perbudakan dan perdagangan manusia di Negara Amerika. Petisinya disetujui. Presiden Obama juga mengangkat 11 penyintas perdagangan manusia, termasuk Ima, untuk menjadi penasihat Gedung Putih.[4] Referensi
|