Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama

Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama
SingkatanIPPNU
Tanggal pendirian2 Maret 1955
PendiriHj. Umroh Machfudzoh
Didirikan diMalang
StatusBadan Otonom NU
TipeOrganisasi
TujuanKepelajaran, kemasyarakatan, dan keagamaan
Lokasi
  • Indonesia
Bahasa resmi
Bahasa Indonesia
Ketua Umum
Whasfi Velasufah
Tokoh penting
Ny. Hj. Umroh Machfudzoh
Organisasi induk
Nahdlatul Ulama
Anak organisasiKorp Pelajar Putri (KPP)
Situs webippnu.or.id
Nama sebelumnya
Ikatan Putri-Putri Nahdlatul Ulama
Catatanmediaipnu
NU Online

Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama atau disingkat IPPNU adalah organisasi kepelajaran yang berstatus sebagai badan otonom Nahdlatul Ulama. Organisasi ini lahir pada 2 Maret 1955 di Malang dengan pendiri sekaligus ketua umum pertamanya bernama Hj. Umroh Machfudzoh.[1] Organisasi IPPNU berkonsentrasi pada pembinaan dan pengkaderan pelajar-pelajar putri NU yang masih duduk di bangku sekolah atau madrasah tingkat menengah dan tingkat atas, serta mahasiswi di tingkat perguruan tinggi.

Sejarah

Pada mulanya, pelajar NU baik putra maupun putri berada dalams satu wadah yakni IPNU yang di dalamnya ada IPNU dan IPNU Putri, hal ini terjadi saat para pelajar putri berinisiatif untuk membentuk delegasi pelajar khusus putri di bawah naungan NU pada kongres IPNU I di Malang, kemudian disepakatilah dalam kongres itu bahwa peserta putri yang hadir dalam kongres tersebut disebut IPNU Putri.[2]

Namun dalam suasana kongres IPNU itu, ternyata terdapat perdebatan yang sulit teratasi, sebab pada kongres itu melahirkan rencana bahwa secara administratif IPPNU hanya sebagai departemen di dalam IPNU, padahal secara administratif pula IPNU Putri berada dalam posisi sejajar dalam kepengurusan IPNU. Dengan demikian para aktifis IPNU Putri merasa pengurus IPNU telah membentuk kesan bahwa organisasi IPNU ini hanya dikuasai oleh pelajar putra saja.

Lantas kemudian pada hari kedua kongres, IPNU Putri yang diwakili oleh lima pelajar putri dari Kediri, Surakarta, Lumajang, Malang, dan Yogyakarta mengadakan konsultasi kepada petinggi organisasi Lembaga Pendidikan Ma'arif NU dan Muslimat NU. Konsultasi tersebut melahirkan buah pemikiran sebagai berikut :

  • Membentuk organisasi IPNU Putri secara organisatoris dan administratif yang terpisah dengan IPNU
  • Menetapkan tanggal 2 maret 1995 M / 8 Rajab 1374 H sebagai hari kelahiran IPNU Putri
  • Menetapkan Umroh Machfudzoh sebagai Ketua Umum dan Syamsiyah Mutholib sebagai Sekretaris Umum
  • Menetapkan Kota Surakarta sebagai sekretariat Pimpinan Pusat IPNU Putri

Perjalanan organisasi

  • Pada Februari 1956 diadakan konferensi IPPNU I di Surakarta
  • Pada 1-4 Januari 1957 pada Kongres IPNU di Pekalongan, IPPNU ikut serta dalam acara tersebut dan menghasilkan lambang IPNU dan IPPNU.
  • Pada tahun 1964 IPPNU mengusulkan Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari sebagai Pahlawan Nasional.
  • Pada tanggal 30 Agustus 1966 pada Kongres IPNU dan IPPNU meminta kepada PBNU untuk dimasukan menjadi badan otonom dibawah naungan NU.
  • Pada tahun 1967 di Muktamar NU di Bandung, IPNU dan IPPNU resmi dimasukkan ke dalam badan otonom NU.
  • Pada Kongres IX IPPNU di Jombang tahun 1987 IPPNU kepanjangan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama telah merubah menjadi Ikatan Pelajar Putri-Putri Nahdlatul Ulama.
  • Pada Oktober 1990 di Konbes IPPNU di Lampung menghasilkan PPOA IPPNU.
  • Pada Kongres X IPPNU di Ponpes Al Wahdah, Lasem, Jawa Tengah pada tahun 1991 teloah menguatkan independensi IPPNU dan IPNU merupakan organisasi terpisah.
  • Pada tanggal 10 sampai 14 juli 1996 di Garu IPPNU mengadakan Kongres yang ke XI dengan hasil menekan usia kepemudaan dalam IPPNU agar sejajar dengan organisasi kepemudaan yang lain.
  • Konbes IPPNU pada 1998 di Jakarta. menghasilkan rekomendasi bahwa IPPNU menyambut baik pendirian PKB dengan tidak membawa nama NU.
  • Pada 22-25 Maret 2000 pada Kongres IPPNU XII di Makassar, IPPNU mendeklarasikan bahwa IPPNU mengembalikan basis kepelajaran dan wacana gender.
  • Pada 18-23 Juni 2003 Kongres IPPNU XIII di Surabaya mengembalikan nama IPPNU kepanjangan Ikatan Pelajar Putri-Putri Nahdlatul Ulama menjadi Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama.

Daftar Ketua Umum

  1. Umroh Machfudzoh (1955-1956)
  2. Basyiroh Soimuri (1956-1958)
  3. Basyiroh Soimuri (1958-1960)
  4. Mahmudah Nachrawi (1960-1963)
  5. Farida Mawardi (1963-1966)
  6. Mahsanah Asnawi (1966-1970)
  7. Ratu Ida Mawaddah (1970-1976)
  8. Misnar Ma’ruf (1976-1981)
  9. Titin Asiyah (1981-1988)
  10. Ulfah Masfufah (1988-1996)
  11. Safira Mahrusah (1996-2000)
  12. Ratu Dian Hatifah (2000-2003)
  13. Siti Soraya Devi (2003-2006)
  14. Wafa Patria Ummah (2006-2009)
  15. Margareth Aliyatul Munna (2010-2012)
  16. Farida Farichah (2012-2015)
  17. Putri Hasni (2015-2018)
  18. Nurul Hidayatul Ummah (2019-2022)[3]
  19. Whasfi Velasufah (2022-2025)

Akidah, Asas, dan Tujuan

Akidah

IPPNU berpaham Islam Ahlusunah wal Jamaah, dalam aqidah bermazhab kepada Imam Abu al-Hasan al-Asy'ari dan Imam Abu Mansur Al Maturidi. Dalam bidang fiqih mengikuti salah satu Mazhab Empat (Abu Hanifah, Malik, Syafi'i, Hambali), dan dalam bidang tasawuf mengikuti Imam Al-Ghazali dan Imam Junaid al-Baghdadi.

Asas

IPPNU berasaskan Pancasila dan UUD 1945.

Tujuan

Tujuan organisasi ini adalah terbentuknya pelajar putri Indonesia yang bertakwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya syariat Islam menurut paham Ahlussunah wal Jamaah An Nahdiyah dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan UUD 1945.[4]

Proses Menjadi Anggota IPPNU

Secara tingkatan, IPPNU terdiri dari tingkat komisariat, ranting, anak cabang, cabang, hingga pusat. Kebanyakan pelajar yang ingin bergabung dengan IPPNU melaluinya terlebih dahulu dengan menjadi anggota di tingkat Pimpinan Ranting yang ada di desa. Proses masuknya sendiri diawali dengan mengikuti Masa Kestiaan Anggota atau MAKESTA. Makesta merupakan pelatihan jenjang awal dalam system kaderisasi IPNU maupun IPPNU yang menjadi syarat untuk menjadi anggota secara resmi. Setelah mengikuti makesta, maka pelajar tersebut bisa mendapatkan sertifikat anggota.

Tujuan makesta adalah untuk menguatkan komitmen dan kesetiaan anggota terhadap organisasi melalui pengenalan yang dipaparkan ketika materi. Dengan itu, diharapkan agar anggota mengalami perubahan mentalitas, keyakinan, dan sikap persaudaraan dan kecintaan terhadap organisasi.[5]

Setelah makesta, ada juga pelatihan yang dinamakan LAKMUD (Latihan Kader Muda) dan LAKUT (Latihan Kader Utama) yang menjadi jenjang berikutnya dari makesta.

Mars IPPNU

Sirnalah gelap terbitlah terang

Mentari timur sudah bercahya

Ayunkan langkah pukul genderang

S'gala rintangan mundur semua

Tiada laut sedalam iman

Tiada gunung setinggi cita

Sujud kepala kepada Tuhan

Tegak kepala lawan derita

Di malam yang sepi di pagi yang terang

Hatiku teguh bagimu ikatan

Di malam yang hening di hati membakar

Hatiku penuh bagimu pertiwi

Mekar seribu bunga di taman

Mekar cintaku pada ikatan

Ilmu kucari amal kuberi

Untuk agama, bangsa, negeri

Referensi

  1. ^ "Sejarah Berdirinya IPPNU". nu.or.id. Diakses tanggal 2022-08-23. 
  2. ^ "Sejarah Pendirian IPPNU". Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama' (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-08-23. 
  3. ^ "Nurul Hidayatul Ummah Demisioner Ketua Umum PP IPPNU". mediaipnu.or.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-08-17. 
  4. ^ "Apa sih Tujuan dan Fungsi IPNU IPPNU Sebenarnya?". mediaipnu.or.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-08-17. 
  5. ^ "Apa Itu MAKESTA? Tujuan, Materi, dan Kegiatannya Apa Saja". PR. IPNU IPPNU Desa Bantrung.