Huiyuan (Buddhisme)Huiyuan (Tionghoa 慧遠; Hui-Yuan, Hui-Yüan dalam ejaan Mandarin atau Fi-Yon dalam ejaan Gan) (334–416 Masehi) adalah seorang guru Buddha China yang mendirikan Wihara Donglin di atas Gunung Lushan di provinsi Jiangxi dan menulis teks Kenapa Biksu Dilarang Turun Duluan Sebelum Raja pada 404 Masehi. Ia lahir di provinsi Shanxi namun setelah mengajarkan Buddha dalam jangka panjang, ia berpindah ke provinsi Hubei, dimana ia meninggal pada tahun 416. Meskipun ia lahir di wilayah utama, ia kemudian berpindah ke selatan untuk tinggal di Dinasti Jin Timur. Huiyuan secara anumerta diangkat menjadi Patriark Pertama Buddha Aliran Tanah Murni. Murid-muridnya meliputi Huiguan (慧觀), Sengji (僧濟), dan Faan (法安). KehidupanHuiyuan mulai mempelajari Zhuangzi dan Laozi pada usia muda, serta mengajar Konghucu. Namun, pada usia 21 tahun, ia beralih ke Dao An yang beragama Buddha di provinsi Hebei, yang merupakan murid Tionghoa dari seorang misionaris Kucha. Ia Mendengar ceramah Dao An membuat Huiyuan memutuskan untuk "meninggalkan keluarga" dan hidup sebagai pengajar agama Buddha.[1] Kemudian, ia menjadi patriark Wihara Donglin (Wihara Hutan Timur) di Gunung Lushan. Pengajarannya beragam, yakni vinaya (戒律), meditasi (禪法), abhidharma dan Prajna atau kebijaksanaan. Meskipun Huiyuan tidak memiliki keinginan untuk mendirikan hubungan dengan dunia sekuler, ia mengadakan kontak dengan keluarga dewan dan gentri. Hui Yuan dua kali diundang oleh diktator Huan Xuan untuk mengambil bagian dalam pembicaraan tentang status pemuka agama dan Huiyuan membela kemerdekaan dari kaum pemuka agama. Para anggota kelas berbudaya datang untuk tinggal di Gunung Lu sebagai murid awam Huiyuanuntuk mengambil bagian dalam kehidupan keagamaan. Disamping pengajaran dan interaksi-nya dengan para pengikut awam dari kepercayaan Buddha, ia juga mengadakan kerjasama dengan biksu Kumarajiwa.[2] Pada tahun 402, ia membentuk kelompok biksu dan kaum awam dalam sebuah sekte Mahayana yang dikenal sebagai Buddha Tanah Murni, Tanah Murni tersebut merupakan taman firdaus barat dari buddha Amitabha.[3] Pada tahun 404, Huiyuan menulis risalah Kenapa Biksu Dilarang Turun Duluan Sebelum Raja(沙門不敬王者論).[4] Buku tersebut menyimbolkan upaya-upayanya untuk memperjuangkan kemerdekaan pemuka agama Buddha dari dewan penguasa monarki. Pada waktu yang sama, karya tersebut menjadi sebuah teks politik dan keagamaan Lihat pulaCatatan
Referensi
Pranala luar |