Hubungan Korea Utara dengan Uni Eropa
Uni Eropa tidak memiliki hubungan khusus dengan Korea Utara, tetapi sebagai organisasi perdamaian dunia, Uni Eropa turut andil dalam menjaga stabilitas keamanan dunia baik yang disebabkan oleh negara anggota Uni Eropa maupun negara lain seperti Korea Utara. Tahun 2017 lalu, Korea Utara meluncurkan rudal balistik melewati zona udara Jepang. Peluncuran ini terjadi tidak lama setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan memulai latihan militer bersama di dekat Semenanjung Korea meskipun ada peringatan dari Korea Utara. Korea Utara menganggap latihan militer itu sebagai aksi provokasi. Uni Eropa mengecam peluncuran rudal Korea Utara yang melewati zona udara Jepang dengan memperketat sanksi ekonomi terhadap Korea Utara.[1] SanksiUni Eropa memberikan sanksi baru kepada Korea Utara atas program senjata nuklir dan rudal. Langkah baru ini diambil karena ancaman terus-menerus terhadap perdamaian dan stabilitas Internasional yang ditimbulkan pemerintah Korea Utara. Pada 16 Oktober 2017, para Menteri Luar Negeri Uni Eropa sepakat untuk:
DenuklirisasiFederica Mogherini sebagai Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa menegaskan bahwa Uni Eropa akan terus mengejar denuklirisasi penuh di Semenanjung Korea yang dapat diverifikasi. Uni Eropa sepenuhnya mendukung penyelesaian damai melalui negosiasi dengan cara apapun yang mungkin.[3] Referensi
|