Hishimochi (菱餅code: ja is deprecated ) adalah mochi berlapis tiga dengan bentuk belah ketupat dengan warna merah jambu, putih, dan hijau. Kue ini merupakan makanan istimewa untuk Hinamatsuri setiap tanggal 3 Maret di Jepang. Selain dipajang bersama boneka, hishimochi dimakan setelah dipanggang lebih dulu.
Kue ini umumnya terdiri dari 3 warna, tetapi dibuat menjadi 5 warna hingga 7 warna di beberapa daerah di Jepang. Warna kue ini melambangkan pemandangan awal musim semi ketika rumput muda mulai tumbuh di bawah sisa-sisa salju yang mencair sementara pohon persik mulai berbunga.[1] Hishimochi yang dikenal sekarang ini berasal dari model hishimochi yang dibuat orang di zaman Edo.
Arti simbolis
Warna merah melambangkan bunga persik yang dipercaya bisa menghalau nasib sial. Pewarna merah yang dipakai berasal dari bunga kacapiring yang dipercaya memiliki khasiat menawar racun, menghalau nasib buruk, dan penghormatan terhadap leluhur.
Warna putih melambangkan kesucian, dan sisa-sisa salju. Lapisan berwarna putih dicampur dengan biji tanaman hishi yang dipercaya memiliki khasiat menurunkan tekanan darah.
Warna hijau melambangkan kesehatan dan umur panjang, serta rumput muda yang tumbuh di bawah sisa-sisa salju musim semi. Dulunya, pewarna hijau yang biasa digunakan di Jepang berasal dari daun hahakogusa (translasi literal: rumput ibu-anak). Namun, tanaman "rumput ibu-anak" yang dihaluskan dipercaya kurang membawa keberuntungan, sehingga pewarna hijau diambil dari daun yomogi yang dihaluskan.
Asal usul
Penghuni istana kaisar dikisahkan memakan kue hishihanabira mochi sewaktu merayakan tahun baru. Cerita lain mengatakan mulanya hishimochi berbentuk segitiga, namun diganti menjadi bentuk belah ketupat (bahasa Jepang: hishi) sebagai perlambang tanaman hishi yang mudah berkembang biak. Anak perempuan yang memakan hishimochi diharapkan berumur panjang seperti Sennin yang kabarnya hidup 1.000 tahun karena memakan tanaman hishi.
Pada zaman Muromachi, keluarga dari klan Ashikaga memiliki tradisi memakan mochi berwarna merah dan putih yang berbentuk belah ketupat. Tradisi klan Ashikaga ditiru di istana kaisar. Setelah ditambah lapisan berwarna hijau dengan pewarna dari tanaman yomogi tercipta hishimochi yang dikenal orang sekarang ini.
Tradisi berbagai daerah
Kyoto: sebagai pengganti hishimochi, orang Kyoto menggunakan akoyamochi (hichigiri).
Prefektur Mie: hishimochi disebut sankaku mochi (mochi segitiga), dan merupakan hadiah bagi orang tua pada hari Hinamatsuri