Hipotesis tubrukan besar menyatakan bahwa Bulan terbentuk dari puing-puing yang tersisa dari tubrukan antara Bumi dan benda seukuran planet Mars, sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Objek yang menabrak Bumi tersebut sering disebut Theia yang diambil dari mitos TitanYunani, yang merupakan ibu dari Selene, sang dewi Bulan.[1][2]
Hipotesis tubrukan besar adalah hipotesis ilmiah yang paling diakui saat ini tentang proses terbentuknya Bulan.[3] Bukti pendukung meliputi: Putaran Bumi dan orbit Bulan memiliki orientasi yang sama,[3] contoh batuan Bulan menunjukkan bahwa permukaan bulan pernah berbentuk cair, Bulan memiliki intibesi yang relatif kecil, kepadatan yang lebih rendah dibandingkan dengan Bumi, bukti tabrakan serupa di sistem bintang lain (yang menghasilkan cakram puing), dan tubrukan besar konsisten dengan teori terkemuka tentang pembentukan tata surya. Akhirnya, rasio isotop stabil yang identik antara batu Bulan dan batu Bumi, yang menyiratkan asal mula yang sama.[4]
Masih ada beberapa pertanyaan tersisa mengenai model terbaik hipotesis tubrukan besar ini. Energi dari dampak tubrukan tersebut diperkirakan dapat memanaskan Bumi yang menghasilkan lautan magma, namun tidak ada bukti diferensiasi planet yang dihasilkan dari materi yang lebih berat yang tenggelam ke dalam mantel Bumi. Saat ini tidak ada model yang sama yang diawali dengan tubrukan besar dan diikuti dengan evolusi puing-puing nya menjadi Bulan. Pertanyaan yang tersisa lainnya termasuk saat Bulan kehilangan bagian volatil, mengapa Venus, yang juga mengalami tubrukan besar saat proses pembentukannya tidak memiliki bulan yang serupa.