Hipopnea adalah gangguan tidur akibat terhambatnya sebagian aliran udara di pernapasan selama tidur. Berbeda dengan Apnea tidur obstruktif, kondisi hipopnea tidak seluruhnya membuat penyandangnya berhenti napas sepenuhnya, namun hanya terhalang sebagian. Hal ini membuat tarikan napas menjadi dangkal dan tubuh kekurangan oksigen dari kebutuhan yang seharusnya, sehingga saat bangun penyandangnya merasa kelelahan. [1][2][3]
Gejala
Gejala yang mudah diamati dari penyandang hipopnea adalah:
- Keletihan yang tidak wajar sepanjang hari
- Tetap lelah walaupun sudah tidur cukup
- Bangun dengan keadaan tercekik
- Sering bangun malam hari
- Mendengkur dengan keras
- Bangun dengan sakit kepala[4]
Diagnosa
Berdasarkan DSM-5, kriteria untuk mendiagnosa kondisi hipopnea adalah:
- Hasil pemeriksaan polisomnografi menunjukkan terjadi setidaknya lima kali hambatan napas saat tidur, diikuti juga oleh kondisi berikut:
- Mengorok, terengah-engah, atau terhentiya napas di tengah-tengah tidur
- Rasa lelah di siang hari, atau tidur yang tidak pulas, meskipun kesempatan tidur cukup tersedia, yang tidak bisa dijelaskan oleh kondisi gangguan mental lain (misalnya gangguan tidur), serta bukan merupakan akibat dari kondisi medis lain.
- Lebih dari 15 gangguan napas dalam satu jam dalam pemeriksaan polisomnografi, sekalipun dua sub kriteria sebelumnya tidak terpenuhi. [5]
Penanganan
- Nasal CPAP
- Tindakan bedah untuk mengurangi jaringan yang menghalangi aliran udara saat tidur
- Mekanisme untuk membuat mulut terbuka lebih lebar saat tidur[4]
Penyandangnya mungkin akan diminta untuk mengurangi berat badan, makan lebih sehat, berhenti merokok, menghindari obat tidur, mengurangi atau menghentikan konsumsi alkohol, dan mengubah posisi tidur. [4]
Referensi