Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
Tambahkan pranala wiki. Bila dirasa perlu, buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan "[[" dan "]]" pada kata yang bersangkutan (lihat WP:LINK untuk keterangan lebih lanjut). Mohon jangan memasang pranala pada kata yang sudah diketahui secara umum oleh para pembaca, seperti profesi, istilah geografi umum, dan perkakas sehari-hari.
Sunting bagian pembuka. Buat atau kembangkan bagian pembuka dari artikel ini.
Tambahkan kotak info bila jenis artikel memungkinkan.
Hapus tag/templat ini.
Hikayat Amir Hamzah (disingkat dengan HAH) adalah sebuah epos Melayu yang berasal dari Islam-Parsi yang menceritakan kegagahan perjuangan Amir Hamzah dalam berdakwah, menyebarluaskan agama Islam, dari Masyrik ke Magrib.[1] Kedudukan Hikayat Amir Hamzah sangat populer di kalangan bangsa Melayu dan biasanya dibaca oleh para prajurit sebelum berangkat perang agar mendapatkan semangat dan keberanian dalam berperang.[2] Epos ini telah ditulis dalam berbagai bahasa di dunia, bahasa nusantara yaitu bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa Sasak, Bahasa Palembang, dan bahasa Aceh serta bahasa internasional seperti bahasa Arab, bahasa Hindi, dan bahasa Turki. Sebagai karya sastra yang bertemakan kepahlawanan, Hikayat Amir Hamzah merupakan karya sastra Melayu yang besar dari segi volume, tercatat memiliki 1843 halaman naskah ukuran folio.[1] Saat ini, tidak kurang dari 13 buah naskah yang tersimpan di perpustakaan dan museum di berbagai belahan dunia yaitu Leiden, London, Kuala Lumpur, Jakarta dan kota lainnya.[1] Salah satu penulis/penyelenggara naskah yang membukukan Hikayat Amir Hamzah adalah Abdul Samad Ahmad dengan judul karya "Hikayat Amir Hamzah (Siri Warisan Sastera Klasik)" sehingga diharapkan dapat terus bermanfaat sebagai bahan rujukan pelajar dan pengkaji sastra, di samping memperkaya wawasan dan khazanah sastra klasik.[3]
Referensi
^ abcIstanti, Kun Zachrun (2008): Resepsi Hikayat Amir Hamzah dalam Hikayat Umar Umayah. Indonesia. Jurnal Humaniora volume 20 Hal. 236-243.