Hiburan olahraga adalah sebuah jenis tontonan yang menyajikan acara yang seolah-olah kompetitif menggunakan aksi teatrikal yang berkembang dan penyajian yang spektakuler, dengan tujuan menghibur penonton. Tidak seperti permainan dan olahraga pada umumnya yang ditujukan untuk kompetisi, sportivitas, latihan fisik, atau rekreasi pribadi, produk utama hiburan olahraga adalah pertunjukan untuk kepentingan penonton. Umumnya, walau tidak semua kasus, tujuan dari sebuah acara hiburan olahraga sudah diketahui; mengingat hal ini merupakan sebuah rahasia umum, sebuah hiburan olahraga tidak dikategorikan sebagai pengaturan pertandingan.
Sejarah
Istilah "hiburan olahraga" pertama kali dicetuskan pada tahun 1980-an oleh pimpinan World Wrestling Federation (WWF, kini WWE) Vince McMahon sebagai bagian dari istilah pemasaran untuk mendeskripsikan industri gulat profesional, terutama bagi para pemasang iklan yang potensial.[1] meskipun istilah ini sudah ada sejak Februari 1935, ketika editor olahraga surat kabar Toronto Star Lou Marsh menggambarkan gulat profesional sebagai "hiburan yang sportif". Pada tahun 1989, WWF menggunakan frase frasa tersebut dalam kasus yang diajukan ke Senat New Jersey untuk mengklasifikasikan gulat profesional sebagai "hiburan olahraga" dan dengan demikian tidak tunduk pada peraturan dalam lingkup olahraga kompetitif secara langsung.
Beberapa acara hiburan olahraga menggambarkan beragam ajang olahraga sebenarnya, misalnya ajang ekshibisi bola basket oleh tim Harlem Globetrotters.[2] Beberapa modifikasi olahraga yang ditujukan untuk hiburan: beragam jenis gulat profesional (yang merupakan turunan gulat tradisional), dan baru-baru ini beragam ajang balap maskot yang diadakan di berbagai pertandingan Major League Baseball pada sesi peralihan babak.[3] Roller derby sebelumnya disajikan sebagai bentuk hiburan olahraga yang populer di tahun 1970-an, meskipun versi modern kini menjadi sebuah kompetisi yang sah.[4]
Persepsi
Hiburan olahraga memiliki stigma tidak berperasaan, budaya pop tingkat rendah, dalam beberapa kasus mengagungkan kekerasan demi hiburan[5] dan telah dikritik seperti itu di media populer, seringkali melalui ejekan.
Lihat pula
Referensi