Haplodiploid adalah sistem penentuan seks yang menghasilkan jantan dari telur yang belum difertilisasi (sehingga haploid) dan betina dari telur yang telah difertilisasi (sehingga diploid).[1]
Akibat haplodiploiditas, seekor jantan tidak memiliki ayah dan tidak dapat memiliki anak laki-laki, namun punya kakek dan dapat memiliki cucu laki-laki. Selain itu, keterkaitan antar lebah pekerja (perempuan diploid) di sarang tercatat sebesar 0,75. Hal ini berarti bahwa para pekerja lebih berhubungan dekat bila dibandingkan dengan saudara dalam sistem penentuan seks lain.[5] Pertanyaan mengenai apakah haplodiploiditas mendorong evolusi eusosialitas masih diperdebatkan.[6][7]
Catatan kaki
^King R.C; Stansfield W.D. and Mulligan P.K. 2006. A dictionary of genetics. 7th ed, Oxford University Press, p194. ISBN 0-19-530761-5
^Grimaldi D. and Engel M.S. 2005. The evolution of the insects. Cambridge University Press. ISBN 0-521-82149-5