HMS Terror (1813)HMS Terror awalnya adalah sebuah kapal pengebom yang dibuat oleh Angkatan Laut Britania Raya pada tahun 1813. Dalam tugasnya sebagai kapal pengebom, kapal ini berpartisipasi dalam beberapa pertempuran selama Perang tahun 1812. Diantaranya pengeboman Fort McHenry. Kelak kapal ini diubah menjadi sebuah kapal eksplorasi kutub. Selama perannya dalam penjelajahan kutub kapal ini diikutsertakan dalam beberapa ekspedisi diantaranya Ekspedisi Artic George Back pada tahun 1836-1837, Ekspedisi Ross antara tahun 1839 hingga 1843. Namun naas dalam misi penjelajahan terakhirnya selama Ekspedisi Franklin pada tahun 1845. Dalam misi yang dipimpin oleh Kapten Sir John Franklin, kapal ini dinyatakan hilang bersama seluruh awaknya. Terakhir kalinya kapal ini diketahui terperangkap dalam lautan salju yang membeku dekat Pulau King William dalam upaya melintasi Terusan Barat Laut artik, sebuah rute laut yang menghubungkan antara Samudra Atlantik utara dengan Samudera Pasifik melalui Samudra Artik. Bersamanya turut pula hilang HMS Erebus, sebuah kapal lain yang turut dalam ekspedisi tersebut. 170 tahun kemudian pada 12 September 2016, Arctic Research Foundation mengumumkan bahwa bangkai HMS Teror telah ditemukan di Nunavut tepatnya di Teluk Terror, di lepas pantai barat daya Pulau King William. Bangkai kapal itu ditemukan 92 kilometer (57 mil) selatan dari lokasi dimana kapal dlaporkan hilang. Atau sekitar 50 kilometer (31 mil) dari bangkai kapal HMS Erebus yang telah ditemukan lebih dulu pada tahun 2014.[2] Awal sejarah dan misi militerHMS Terror adalah kapal pengebom kelas Vesuvius yang dibuat untuk Angkatan Laut Britania Raya. Pembuatannya memakan waktu selama dua tahun di galangan kapal Davy di Topsham, Devon. Panjang geladaknya 31 meter (102 kaki), dan kapal memiliki bobot 325 ton yang diukur dengan ton burthen. Kapal ini dipersenjatai dengan dua mortir dan sepuluh meriam, dan peluncuran perdananya pada bulan Juni 1813.[3] HMS Terror ikut serta dalam masa Perang tahun 1812 terhadap Amerika Serikat.[4] Dibawah pimpinan Wakil Laksamana John Sheridan, kapal pengebom ini mengambil bagian dalam pemboman Stonington, Connecticut, pada 09-12 Agustus 1814. Selanjutnya pada bulan September 1814 juga berperan dalam Pertempuran Baltimore pada dan berpartisipasi dalam pemboman Fort McHenry.[4] Pada bulan Januari 1815 masih di bawah komando Sheridan, HMS Terror terlibat dalam Pertempuran Fort Peter dan serangan terhadap St. Marys, Georgia.[5] Setelah usainya perang, HMS Terror ditempatkan sebagai armada cadangan sampai dengan Maret tahun 1828, hingga akhirnya kapal tersebut dinonaktifkan dari dinas kemiliteran namun masih menjalankan tugas pelayaran militer di Laut Mediterania. Namun kapal itu baru benar-benar mengakhiri tugas dinas aktif pada Angkatan Laut Britania Raya adalah ketika kapal tersebut menjalani perbaikan akibat kerusakan yang terjadi dekat Lisbon, Portugal.[6] Awal penjelajahan kutubPada pertengahan tahun 1830-an, HMS Terror mulai difungsikan sebagai kapal penjelajahan kutub. Berdasarkan tugas sebelumnya sebagai kapal pengebom, kapal itu dibuat dengan memiliki kerangka yang kuat berfungsi untuk menahan rekoil mortir, sehingga dengan kekuatan yang sama kapal itu bisa menahan gunung es dan batuan es yang hanyut.[3] Ekspedisi George BackPada tahun 1836, Laksamana George Back menjadi komandan (kapten) dalam penjelajahan Artic ke Teluk Hudson.[3][4] Ekspedisi ini bertujuan untuk masuk ke Teluk Repulse, di mana misi mengirimkan kelompok pendaratan untuk memastikan apakah Semenanjung Boothia merupakan sebuah pulau atau semenanjung. Namun HMS Terror terjebak es dekat Pulau Southampton dan ia tidak berhasil mencapai Teluk Repulse. Bahkan pada satu titik es kapten kapal memaksa melewati jarak yang hanya 12 meter (39 kaki) dari permukaan tebing.[6] Dalam misi ini HMS Terror beserta para penjelajah terperangkap di dalam es selama sepuluh bulan.[4] Pada musim semi 1837 dalam perjalanan pulang melintasi Samudera Atlantik[4] kapal hampir tenggelam akibat hantaman gunung es. Dengan susah payah dan dala kondisi hampir tenggelam kapal dan misi penjelajahan akhirnya mampu mencapai pelabuhan di pantai Irlandia.[6] Ekspedisi RossSetelah misi penjelajahan pertama HMS Terror diperbaiki dan ditugaskan kembali pada tahun 1839 untuk perjalanan ke Antarktika bersama dengan HMS Erebus di bawah pimpinan Sir James Clark Ross.[3][4] Francis Rawdon Moira Crozier adalah kapten HMS Terror dalam ekspedisi ini, ia merupakan pemimpin kedua dibawah Ross. Ekspedisi berlangsung selama tiga periode antara tahun 1840-1843. Selama periode tersebut Terror dan Erebus melakukan tiga ekspedisi singkat ke perairan Antarktika, melintasi Laut Ross sebanyak dua kali, dan terakhir misi berlayar melalui Laut Weddell sebelah tenggara Kepulauan Falkland. Terbengkalai Gunung Teror di Pulau Ross bernama setelah kapal oleh komandan ekspedisi. Senuah gunung api tidak aktif dinamakan sebagai gunung Teror di Pulau Ross dalam ekspedisi ini yang disesuaikan dengan nama kapal dan pemimpin misi penjelajahan. Ekspedisi FranklinSebelum berangkat pada ekspedisi Franklin, kedua kapal baik Erebus maupun Terror menjalani perubahan besar-besaran untuk melakukan perjalanan.[4] Kedua kapal kini dilengkapi dengan mesin uap, yang diambil dari lokomotif uap bekas kereta api London and Greenwich Railway. Dengan mesin yang berkekuatan 25 daya kuda (19 KW), masing-masing mampu mendorong kapal tersebut pada kecepatan 4 knot (7,4 km/jam). Pasangan kapal ini menjadi kapal Britania Raya pertama yang memiliki mesin bertenaga uap dan baling-baling sekrup.[4] Selama dua belas hari pasokan batubara dilakukan untuk persediaan bahan bakar kapal.[7] Lapisan baja ditambahkan pada lambung kapal dari depan dan belakang yang akan mempertahankan kapal dari hantaman bebatuan es di Kutub Utara.[4] Geladak kapal juga dilingkupi papan untuk melindungi para awak kapal.[4] Kedua kapal juga dibekali persediaan makanan yang melimpah untuk ekspedisi ini, termasuk di antara barang-barang lainnya juga disediakan diantaranya dua ton tembakau, 8.000 makanan kaleng yang diawetkan, dan 7.560 liter minuman keras. Sementara perpustakaan HMS Terror memiliki 1.200 buku, dan tempat tidur awak kapal dipanaskan dengan pipa yang terhubung dengan tungku.[4] Kali ini perjalanan misi penjelajahan ke Kutub Utara dipimpin oleh Sir John Franklin sebagai pemegang komando ekspedisi di HMS Erebus, dan HMS Terror di bawah komando Kapten Francis Rawdon Moira Crozier. Ekspedisi ditugaskan untuk mengumpulkan data magnetik di Kutub Utara Kanada dan menyelesaikan misi dengan melintasi dari Jalur Barat Laut yang belum terpetakan sepenuhnya ketika itu. Namun kedua kapal tidak berhasil menyelasaikan misi itu sepenuhnya dari yang direncanakan berlangsung selama tiga tahun.[4] Ekspedisi berlayar dari Greenhithe, Kent pada tanggal 19 Mei tahun 1845, dan kedua kapal terakhir kalinya terlihat memasuki Teluk Baffin pada bulan Agustus 1845.[6] Hilangnya ekspedisi Franklin memicu upaya pencarian besar-besaran di Kutub Utara dan keadaan yang lebih jelas tentang nasib ekspedisi tersebut yang terungkap dalam serangkaian ekspedisi antara tahun 1848 dan 1866. Kedua kapal diketahui telah terkepung oleh es sehingga ditinggalkan oleh para awaknya. Namun semua awak kapal diduga meninggal akibat cuaca dingin yang buruk dan kelaparan dalam upaya mereka menempuh perjalanan darat menuju Fort Resolusi di Teluk Hudson. Pada ekspedisi berikutnya sampai akhir 1980-an, telah dilakukan otopsi dari beberapa awak kapal yang ditemukan, dari hasil otopsi terungkap bahwa jatah makanan kaleng mereka kemungkinan telah tercemar oleh racun timbal yang memicu terjadinya botulisme. Laporan lisan oleh Inuit,[8] penduduk asli setempat bahwa mereka telah menemukan beberapa kru terpaksa melakukan kanibalisme. Laporan kanibalisme ini setidaknya didukung oleh bukti-bukti forensik yang ditandai dengan luka pada temuan sisa-sisa kerangka awak kapal di Pulau King William selama abad ke-20.[8][9] Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai HMS Terror (1813).
|