Guillaume Soro
Guillaume Kigbafori Soro (lahir 8 Mei 1972) adalah Perdana Menteri Pantai Gading dari 4 April 2007 hingga Maret 2012. Ia menjadi perdana menteri menyusul penandatanganan kesepakatan damai antara pemberontak Pasukan Baru dan Presiden Laurent Gbagbo. Selain menjabat perdana menteri, Soro juga menjabat Patriotic Movement of Côte d'Ivoire dan Sekretaris Jenderal New Forces.[1][2] Ia adalah seorang pemberontak dan tokoh politik Pantai Gading. Soro, seorang Katolik Roma dari utara negara itu, memimpin kaum pemberontak Gerakan Patriotik Pantai Gading (MPCI) dalam pemberontakan bulan September 2002 melawan pemerintahan Presiden Laurent Gbagbo yang memicu Perang Saudara Pantai Gading. Pada Desember 2002, MPCI Soro bergabung dengan dua kelompok pemerontak lainnya - Gerakan Rakyat Pantai Gading di Barat Besar (MPIGO) dan Gerakan untuk Keadilan dan Perdamaian (MJP) - untuk membentuk Forces Nouvelles (Kekuatan Baru). Ia menjadi sekretaris jenderal kelompok ini. Pada 28 Desember 2005, Soro ditunjuk sebagai menteri pembangunan dan reintegrasi dalam pemerintahan Perdana Menteri Charles Konan Banny. Setelah ditandatangainya suatu kesepakatan perdamaian pada Maret 2007, muncul kemungkinan bahwa Soro akan diangkat sebagai perdana menteri bila pemerintahan yang baru terbentuk. Gbagbo dilaporkan menginginkan Soro menjadi perdana menteri berikutnya.[3] Dalam wawancara yang diterbitkan pada 26 Maret, Soro mengatakan ia bersedia menjadi perdana menteri.[4] Pada 29 Juni 2007, sekelompok pria bersenjata menembakkan roket ke arah pesawat yang ditumpanginya saat mendarat di Bouake, kota basis pemberontak. Ia selamat dari serangan itu, tetapi tiga orang lainnya dilaporkan tewas. Juru bicara Pasukan Baru, Alain Lobognon menyatakan bahwa Soro tidak terluka dan selamat tiba di ibu kota Bouake, 400 km dari ibu kota Abijan. Pada pemberontak Pasukan Baru telah menguasai Pantai Gading pada September 2002 dan menuruh Presiden Gbagbo bersikap diskriminatif terhadap orang-orang di utara dan kaum muslim. Akibat perang sipil pada 2002, Pantai Gading terbagi dua menjadi wilayah utara yang dikuasai pemberontak dan wilayah selatan dikuasai pemerintah. Gbagbo dan Soro telah setuju untuk menyatukan kembali negeri yang tercabik-cabik itu dan menggelar pemilihan umum. Pada Juli 2023, seorang hakim investigasi di Paris, Prancis ditunjuk untuk menyelidiki pembunuhan Ibrahima Coulibaly pada April 2011, mantan pemimpin pemberontak Pantai Gading, di mana Guillaume Soro diyakini terlibat dalam pembunuhan tersebut.[1] Diarsipkan 2023-07-13 di Wayback Machine.. Rujukan
Pranala luar
|