Go Back to China adalah sebuah film drama Amerika Serikat-Tiongkok tahun 2019 yang ditulis dan disutradarai oleh Emily Ting. Film ini dibintangi oleh Anna Akana sebagai Sasha Li, seorang lulusan baru desain yang menghabiskan setengah dana amanahnya untuk gaya hidupnya di Amerika Serikat yang kemudian dipaksa ayahnya pulang ke Shenzhen untuk mengelola bisnis boneka keluarga. Film ini merupakan semi-autobiografi yang didasarkan dari kehidupan nyata Ting dan hubungannya dengan ayahnya.[1] Film ini tayang perdana di Festival Film SXSW serta dirilis terbatas di Amerika Serikat pada 6 Maret 2020. Di Indonesia, film Go Back to China ditayangkan oleh layanan video-on-demand Mola.
Plot
Sasha Li adalah lulusan baru desain pakaian di Los Angeles yang tidak kunjung mendapat pekerjaan dan hidup dari dana amanah sebanyak satu juta dolar yang diberikan kepadanya oleh ayahnya yang terasing, produsen Tiongkok yang memproduksi boneka.
Pada hari ulang tahunnya, Sasha mendapatkan fakta bahwa ayahnya memutus akses dana amanahnya supaya ia mengelola bisnis keluarga di Tiongkok. Cara tersebut awalnya tidak berhasil, hingga ayahnya juga memotong tunjangan kepada ibunya dan berhasil membuat Sasha terpaksa mengikuti perintah ayahnya.
Setiba di Shenzhen, Sasha bertemu kembali dengan kakak tirinya Carol (Lynn Chen) dan adik-adiknya yang lahir dari perselingkuhan ayahnya dengan salah satu karyawannya. Membuatnya jijik, ia juga baru mengetahui bahwa pacar terakhirnya, Lulu, hampir seusia dengan dirinya.
Sasha ikut dengan kakak perempuannya, Carol, bekerja untuk ayahnya di pabrik boneka. Setelah menghadiri promosi penjualan di mana pembeli mengatakan pada ayahnya bahwa produknya sudah ketinggalan zaman, Sasha membawa desainer ayahnya ke Hong Kong untuk melihat produk boneka sehingga mendapatkan ide baru.
Sasha mendapat persetujuan ayahnya untuk merancang koleksi mainan yang tampak unik untuk Natal yang pada akhirnya berhasil laris manis. Ketika Carol dan Sasha pergi keluar untuk merayakannya, Carol memberi tau bahwa ayahnya masih menikah dengan ibunya ketika ayahnya melakukan perselingkuhan dengan ibu Sasha, dan selama bertahun-tahun ayahnya berselingkuh banyak menekan pacarnya untuk melakukan aborsi.
Produksi koleksi boneka Natal terus berjalan di bawah arahan Sasha. Ia membuat modifikasi pada salah satu bagian pada mainan, menukar syal kain polos dengan syal berpayet tanpa mengetahui bahwa manik-manik dapat menimbulkan bahaya tersedak, sedangkan mereka telah memesan kain syal dalam jumlah besar. Ayah Sasha dan Carol memutuskan untuk tetap melanjutkan produksi hingga kemudian menariknya saat terdapat seorang anak tersedak akibat hal tersebut. Menimbulkan kerugian besar, ayahnya marah besar padanya, membuat Sasha terpatung. Carol memohon padanya untuk menetap dikarenakan ia telah membuat rencana untuk meninggalkan ayah mereka yang mendominasi dengan membuat Sasha sebagai penggantinya di pabrik. Sasha menolak dan mendesak Carol untuk berhenti mencari persetujuan ayah mereka untuk menjadi mandiri.
Sasha kembali ke Los Angeles, putus asa atas boneka yang penjualannya ditarik. Teman-temannya menyarankan agar ia memberikan salah satu boneka yang ditarik kepada influencer media sosial anak-anak untuk diulas yang kemudian berhasil meningkatkan popularitas dan membuat pihak distributor membatalkan penarikan mereka dan menerbitkan kembali boneka tersebut tanpa syal. Terkesan dengan pengalaman atas keterampilan desain dan pemasaran Sasha, mereka juga mempekerjakan Sasha untuk bekerja di perusahaan mereka.
Sasha menerima kunjungan Carol dan mengetahui bahwa ia akhirnya keluar dari perusahaan dan memutuskan untuk menjalani hidup dengan caranya sendiri. Kembali ke Tiongkok untuk perjalanan bisnis, Sasha mengunjungi ayahnya dan menyarankan agar sisa dana perwaliannya digunakan untuk menyediakan penitipan anak bagi pekerja pabriknya untuk meningkatkan moral. Ia juga menawarkan keahliannya untuk terus merancang boneka untuknya secara lepas dan disetujui oleh ayahnya.
Pemeran
Penayangan
Go Back to China ditayangkan perdana pada Festival Film SXSW 2019[2] Film ini dirilis secara terbatas di Amerika Serikat pada 6 Maret 2020.[3]
Di Indonesia, film Go Back to China ditayangkan oleh layanan video-on-demand Mola sejak pertengahan tahun 2020.[4]
Penerimaan
Per bulan Oktober 2021, 82% dari 28 rata-rata kritik di situs Rotten Tomatoes menyatakan positif, dengan rata-rata nilai 6.6/10. Konsensus para kritikus situs web itu menulis: "Uneven but entertaining, Go Back to China puts a refreshing cross-cultural spin on the traditional coming-of-age story arc."[5]
Referensi
Pranala luar