Gereja Pribumi Amerika (bahasa Inggris: Native American Church, NAC), juga dikenal sebagai Peyotisme dan Agama Peyote, adalah agama penduduk asli Amerika sinkretis yang mengajarkan kombinasi kepercayaan tradisional penduduk asli Amerika Serikat dan unsur-unsur agama Kristen, terutama yang berkaitan dengan Sepuluh Perintah Allah, dengan penggunaan sakramental enteogen peyote.[1] Agama ini berasal dari Wilayah Oklahoma (1890–1907) pada akhir abad kesembilan belas, setelah peyote diperkenalkan ke Dataran Besar Amerika Utara bagian selatan dari Meksiko.[1][2][3] Saat ini agama ini merupakan agama pribumi yang paling tersebar luas di kalangan penduduk asli Amerika di Amerika Serikat (kecuali penduduk asli Alaska dan penduduk asli Hawaii), Kanada (khususnya penduduk First Nations di Saskatchewan dan Alberta), dan Meksiko, dengan perkiraan 300.000 penganutnya.[4][5][6][7][8]
Keyakinan gereja
Penyakit dan kematian diyakini disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam diri individu. Selain peyote, tanaman suci lainnya, doa, dan puasa digunakan untuk mengatasi ketidakseimbangan ini. Penggunaan peyote tidak pernah untuk tujuan rekreasi, dan efek halusinogen dari tanaman dianggap sebagai penglihatan spiritual. Bagi sebagian besar penduduk asli Amerika, visi adalah persekutuan dengan metafisik. Namun, tidak semua anggota mengalami efek halusinogen selama ritual peyote. Tanaman ini dimaksudkan untuk menyembuhkan atau memperbaiki masalah sosial, pribadi, dan komunal. Para anggota yakin tanaman tersebut aman untuk anak-anak dan wanita hamil.[9]
Hubungan dengan Kekristenan
Beberapa penduduk asli Amerika tidak menyukai kepercayaan Kristen karena sejarah antara penduduk asli dan kelompok Kristen Eropa. Upaya para misionaris untuk mengubah atau menghapus aspek warisan dan budaya penduduk asli Amerika telah membuat banyak orang tidak dapat berdamai dengan agama Kristen. Disisi lain, beberapa anggota merasa nyaman dengan cara spiritual sinkretis yang menggabungkan cara-cara Pribumi mereka dengan beberapa aspek agama Kristen. Gereja memasukkan ciri-ciri Protestan dalam pembentukannya.[10]
Referensi
Bacaan tambahan