Geografi regional
Geografi Regional Menurut Para Ahli Adapun definisi geografi regional menurut para ahli, diantaranya yaitu: 1.Wikiversity : Geografi regional adalah studi tentang wilayah-wilayah tertentu di dunia. Ini mencakup semua aspek baik aspek manusia dan alam dari wilayah dan perwilayahan tertentu. Geografi regional dimulai sebagai gagasan bahwa geografi harus dipecah berdasarkan wilayah. Ide ini mencapai masa keemasannya dengan munculnya tokoh seperti Alfred Hettner, Vidal de la Blache, dan Richard Hartshorne. 2. OMICS International : geografi regional adalah studi tentang wilayah-wilayah dunia. Fokus kajiannya adalah karakteristik khas dari wilayah tertentu seperti komponen alam, komponen manusia, dan regionalisasi yang mencakup teknik penggambaran daerah ke wilayah. Geografi regional juga merupakan pendekatan yang tepat untuk studi geografi, seperti geografi kuantitatif atau studi geografi penting lainnya. Paradigma geografi regional telah memberi kesan pada beberapa ilmu geografi alternatif, serta geografi dan morfologi. 3. Johnson : geografi regional merupakan studi tentang wilayah di permukaan bumi dengan mempergunakan analisis perbedaan wilayah (areal differentiation) dan persamaan wilayah (areal likenesses). Ruang Lingkup Geografi Regional Geografi regional sebagai studi tentang variasi penyebaran gejala dalam ruang di wilayah tertentu baik secara lokal, negara maupun benua. Ruang lingkup geografi regional mencakup semua gejala di wilayah yang bersangkutan baik gejala fisik maupun manusia, yang terdiri atas: 1. Lokasi (location) Lokasi merupakan konsep geografi paling penting, karena lokasi menunjukkan posisi suatu tempat, benda atau gejala di permukaan bumi. Lokasi untuk menjawab pertanyaan di mana (where) suatu fenomena geosfer terjadi dan mengapa terjadi di sana (why is it thre) tidak di tempat lain. Terdapat dua macam lokasi, yaitu: 2. Lokasi Absolut Lokasi absolut merupakan posisi suatu wilayah berdasarkan koordinat garis lintang dan garis bujur. Misalnya lokasi absolut Indonesia pada 6 0 LU-110 LS, dan di antara 950 BT-1410 BT. 3. Lokasi Relatif Lokasi relatif merupakan posisi suatu wilayah berdasarkan kondisi dan situasi daerah sekitarnya. Kondisi dan situasi tersebut bisa berupa kondisi fisik, sosial, ekonomi, budaya dan keberadaan transportasi dengan daerah disekitarnya. Misalnya lokasi relatif Indonesia terletak diantara dua samudera dan dua benua. 4.Tempat (place) Tempat mampu mencerminkan karakter fisik dan sosial suatu wilayah. Suatu tempat terbentuk melalui penggabungan karakter fisik (seperti iklim, jenis tanah, tata air, morfologi, flora dan fauna) dan manusia yang hidup di dalamnya (seperti jumlah penduduk, kepadatan, perkembangan penduduk, pendidikan, pendapatan dan kebudayaannya). Ketika mengkaji tentang suatu tempat, kita bisa melihatnya dari dua aspek yaitu site dan situasi. Site berkaitan dengan kondisi internal suatu tempat, seperti iklim, keadaan tanah, topografi, penduduk, dan segala sumber daya yang terkandung di dalamnya. Sedangka situasi berkaitan dengan kondisi eksternal suatu tempat atau kondisi suatu tempat bila dibandingkan dengan daerah lainnya. 5. Hubungan Timbal Balik(interelasi) Pada dasarnya setiap gejala geosfer di muak bumi merupakan hasil hubungan timbal balik antara berbagai faktor, baik antar faktor fisik, faktor fisik dengan manusia, dan antar faktor manusia. Hubungan antar faktor fisik misalnya faktor ketinggian tempat dengan faktor iklim makro; kemiringan lereng dengan erosi; kesuburan lahan dengan jenis batuan; ketersediaan air tanah dengan curah hujan. Hubungan antara faktor manusia misalnya perdagangan; transportasi; komunikasi dan organisasi. Hubungan antara faktor manusia dan faktor fisik misalnya penebangan hutan secara liar oleh manusia yang dapat menimbulkan banjir; penggalian bahan tambang secara berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. 6. Gerakan (movement) Setiap gejala geosfer di muka bumi mengalami gerakan. Pergerakan tersebut ada yang tampak dan tidak tampak. Pergerakan ini menjadi kajian geografi untuk memahami latar belakang terjadinya suatu gejala atau fenomena di permukaan bumi dan dampaknya terhadap gejala atau fenomena lain. Misalnya terjadinya berbagai macam usaha tani sebagai akibat dari adanya perbedaan iklim; perbedaan iklim disebabkan oleh adanya sirkulasi udara secara global di atmosfer. 7. Perwilayahan (regionalisasi) Tema paling mendasar dari studi geografi ialah region. Adapun kajian utamanya yaitu berbagai bentuk region dan perubahannya. Regionalisasi ialah pengklasifikasian atau pengelompokan data kedalam data sejenis. Berdasarkan pengelompokan tersebut maka akan tampak wilayah yang memiliki persamaan dan perbedaan. Kesatuan wilayah yang menunjukkan karakteristik tertentu sehingga dapat dibedakan dengan daerah lainnya disebut region. Karakteristik atau ciri khas daerah suatu tempat itu dapat berupa karakteristik aspek fisik, manusia atau gabungan keduanya. Jenis Kajian Geografi Regional Karena perubahan dalam geografi regional, sekarang ada dua jenis geografi regional yaitu; 1.Geografi regional Kontekstual, adalah cabang ilmu geografi kontekstual dilihat sebagai jawaban atas kekurangannya dan sebagai geografi regional yang lebih modern. 2.Geografi regional Komposisi, adalah cabang ilmu yang dilihat sebagai geografi regional tradisional Ahli geografi regional mengambil pendekatan yang agak berbeda dalam spesialisasinya, mereka mengarahkan perhatian pada karakteristik geografis umum suatu wilayah. Seorang ahli geografi regional mungkin mengkhususkan diri dalam studi Afrika, mengamati dan mendokumentasikan orang-orang, negara, sungai, gunung, gurun, pengertian cuaca, perdagangan, dan atribut lain di benua itu. Ahli geografi regional juga dapat mempelajari daerah yang lebih kecil, seperti daerah perkotaan. Seorang ahli geografi regional mungkin tertarik dengan pertumbuhan sebuah kota seperti Shanghai, Cina. Mereka juga akan mempelajari transportasi, migrasi, perumahan, dan penggunaan bahasa, serta dampak aktivitas manusia pada elemen lingkungan alam, seperti Sungai Huangpu. Fungsi Geografi Regional Geografi Regional telah berkembang sejak awal terjadinya eksplorasi global, ketika para pelancong menggunakan karakteristik fisik dan manusia dari suatu wilayah untuk mendeskripsikan tempat-tempat di mana mereka berkunjung, membantu menciptakan peta yang lebih rinci dari suatu wilayah yang secara formal belum dipetakan. Hal tersebut memungkinkan para penjelajah untuk menemukan lahan baru dan membangun koloni, menunjukkan kekayaan dan kekuatan negara. Dalam masyarakat saat ini, geografi regional masih penting dan digunakan oleh para perencana dan ahli geografi dalam skala lokal, regional, dan internasional. Namun, sebagian besar ahli geografi mengkhususkan diri pada topik tertentu (misalnya, ekonomi, politik, kelestarian kota) terlebih dahulu, kemudian fokus kedua pada wilayah tertentu (misalnya Amerika Utara, Asia Tengah). Bagi ahli geografi, geografi regional adalah cara untuk mengatur dan menyederhanakan sejumlah besar informasi spasial yang ada di dunia. Geografer juga menganggap informasi yang dikumpulkan dari daerah penting dalam menciptakan dan menganalisis data spasial yang dikumpulkan melalui penginderaan jauh dan sumber lain. Geografi Regional menawarkan bidang aplikasi yang ideal untuk pemikiran dan metode geografis. Studi ini juga membantu membagi dunia menjadi area-area yang lebih kecil untuk membuat informasi lebih mudah untuk diproses dan ditampilkan. Geografi regional menyediakan sarana untuk melakukan penelitian geografis; membandingkan data atau peta untuk memahami tren, mengidentifikasi pola, atau memprediksi peristiwa masa depan. Contoh Geografi Regional Contoh kajian geografi regional misalnya; 1. Indonesia Nama “Indonesia” sebagai nusantara pertama kali diperkenalkan oleh JR. Logan pada tahun 1850. Indonesia Indonesia merupakan suatu region. Hal tersebut berdasarkan pada kenyataan bahwa antar bagian wialayah Indonesia mempunyai persamaan-persamaan tertentu. Misalnya persamaan iklim, persamaan letak, persamaan bahasa dan ideologi, persamaan budaya, dan yang terpenting secara hukum antar bagian wilayah Indonesia merupakan satu kesatuan hukum Negara yang merupakan wilayah bekas jajahan Hindia Belanda ditambah adanya dua daerah istimewa, yaitu Derah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Jika dianalisis lebih lanjut menurut kriteria/konsep ideal sebuah region, wilayah Indonesia bukan hanya satu region, tetapi menjadi beberapa region, kecuali apabila kriteria pengklasifikasian region itu dibuat secara makro, misalnya kriteria region dengan mendasarkan pada iklim matahari, yang membagi dunia menjadi iklim tropik (00-23,50LU/LS), subtropik (23,50LU/LS – 66,50LU/LS), dan iklim polar (66,50LU/LS – 900LU/LS), maka seluruh bagian wilayah Indonesia dapat dinyatakan sebagai suatu region iklim tropik. Studi ini juga melihat wilayah sebagai kategori spasial yang dibangun secara sosial. Untuk memperjelas pemahaman kita tentang geografi regional, artikel ini akan megulas pengertian, ruang lingkup, fungsi, dan contoh geografi regional. Dari penjelasan yang dikemukakan dapatlah dikatakan bahwa geografi regional senantiasa merupakan pendekatan tertentu dalam studi geografis, sebanding dengan geografi kuantitatif atau geografi kritis. Pendekatan ini berlaku selama paruh kedua abad ke-19 dan paruh pertama abad ke-20, periode ketika kemudian paradigma geografi regional menjadi pusat dalam ilmu-ilmu geografi. Kondisi itulah kemudian dikritik karena deskripsinya dan kurangnya teori. Kritik keras ditujukan terhadap geografi refgional khususnya selama 1950-an dan revolusi kuantitatif. Paradigma geografi regional telah mempengaruhi banyak ilmu geografi lainnya, termasuk geografi ekonomi dan geomorfologi. Geografi regional masih diajarkan di beberapa universitas sebagai studi tentang wilayah-wilayah utama dunia, seperti Amerika Utara dan Latin, Eropa, dan Asia dan negara-negara mereka. Selain itu, gagasan pendekatan kota-wilayah untuk studi geografi, menggarisbawahi interaksi perkotaan-pedesaan, mendapatkan kepercayaan sejak pertengahan 1980-an. Beberapa ahli geografi juga telah mencoba untuk memperkenalkan kembali sejumlah regionalisme sejak tahun 1980-an. Ini melibatkan definisi daerah yang kompleks dan interaksinya dengan skala lain. |