Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
Tambahkan pranala wiki. Bila dirasa perlu, buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan "[[" dan "]]" pada kata yang bersangkutan (lihat WP:LINK untuk keterangan lebih lanjut). Mohon jangan memasang pranala pada kata yang sudah diketahui secara umum oleh para pembaca, seperti profesi, istilah geografi umum, dan perkakas sehari-hari.
Sunting bagian pembuka. Buat atau kembangkan bagian pembuka dari artikel ini.
Gas Lift adalah salah satu bentuk sistem pengangkatan buatan (artificial lift) yang lazim digunakan untuk memproduksikan fluida dari sumur-sumur minyak bumi. Sistem ini bekerja dengan cara menginjeksikan gas bertekanan tinggi kedalam annulus (ruang antara tubing dan casing), dan kemudian kedalam tubing produksi sehingga terjadi proses aerasi (aeration) yang mengakibatkan berkurangnya berat kolom fluida dalam tubing. Sehingga tekanan reservoir mampu mangalirkan fluida dari lubang sumur menuju fasilitas produksi dipermukaan.
Syarat utama dari sistem ini adalah ketersediaan gas bertekanan tinggi yang digunakan untuk proses aerasi fluida dalam lubang sumur. Gas bertekanan tinggi tersebut dapat berasal dari sumur gas yang masih memiliki tekanan tinggi, atau dari sistem kompresi gas dengan menggunakan kompresor.
Dibandingkan dengan sistem pengangkatan buatan lainnya seperti ESP (electric submersible pump), PCP (progressive cavity pump), SRP (sucker rod pump), dan Hydraulic Pump; dapat dikatakan bahwa gas lift memiliki tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi. Sistem gas lift juga lebih dapat mengakomodasi faktor kesalahan desain, dimana suatu sistem gas lift yang didesain secara kurang baik pada umumnya masih dapat mengangkat fluida dari dalam sumur.
Performa sebuah sumur gas lift sangat dipengaruhi oleh dua parameter penting yaitu kedalaman titik injeksi (injection depth) dan laju aliran gas yang diinjeksikan (injection rate). Kedua parameter tersebut pada umumnya merupakan hasil perhitungan dari desainer dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti performa reservoir, ketersediaan gas injeksi, tekanan kerja gas injeksi, kemiringan sumur, dan lain sebagainya.
Secara garis besar, komponen utama dari suatu sistem gas lift dapat dikelompokkan ke dalam peralatan permukaan (surface equipments), dan peralatan dalam sumur (downhole equipments). Peralatan permukaan meliputi sumber gas tekanan tinggi (sumur gas atau kompresor), pipa saluran gas injeksi, dan meter pengukur laju aliran gas injeksi (umumnya DP flowmeter). Sedangkan peralatan dalam sumur meliputi satu atau beberapa gas lift mandrel (GLM) dan katup gas lift (gas lift valve) yang dipasang di dalam mandrel.
Sumur minyak yang beroperasi dengan sistem gas lift pada umumnya memiliki beberapa GLM yang ditempatkan di titik-titik kedalaman tertentu di sepanjang tubing produksinya. Penempatan GLM yang baik pada proses komplesi awal (initial completion) akan sangat menunjang tercapainya performa optimal dari satu sumur minyak. Hal ini mengingat bahwa kadang-kadang diperlukan penataan ulang terhadap letak dan setting katup gas lift untuk mendapatkan kondisi operasi yang diinginkan. Penambahan atau perubahan letak GLM dikarenakan initial completion yang kurang baik, atau konversi sebuah sumur menjadi sumur gas lift hanya dapat dilakukan dengan kerja ulang (workover) berupa pencabutan tubing dari dalam sumur. Hal ini tentu saja memerlukan biaya tinggi, terutama untuk sumur-sumur di anjungan lepas pantai.
Gas lift mandrel yang umum digunakan adalah jenis side pocket mandrel (SPM). Penggunaan SPM memungkinkan katup gas lift untuk dipasang dan dicabut (atau sebaliknya) dari dalam mandrel dengan wireline operation. Hal ini membuat sistem gas lift menjadi sangat fleksibel, dimana penataan ulang katup-katup yang ada dapat dilakukan dengan relatif mudah dan murah tanpa memerlukan pencabutan tubing produksi. Alat yang digunakan dalam wireline operation untuk memasang dan mencabut katup gas lift biasa disebut kick over tool (KOT).
Penataan ulang katup-katup gas lift kadang-kadang diperlukan apabila dikendaki perubahan setting tekanan kerja katup ataupun perubahan titik injeksi. Hal-hal tersebut disesuaikan dengan perubahan beberapa parameter seperti penurunan tekanan reservoir, kenaikan kandungan air (water cut), dan perubahan kondisi operasi di fasilitas produksi permukaan. Penggantian katup-katup gas lift juga diperlukan apabila terjadi kerusakan.