Nature deficit disorder merupakan istilah keterputusan hubungan terhadap alam akibat kurangnya waktu bermain di lingkungan alam bebas. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh keterbatasan ruang terbuka dan penggunaan gawai secara berlebihan.[1]
Istilah
Nature deficit disorder pertama kali digunakan oleh Richard Louv pada tahun 2005.[2] Louv menjelaskan istilah ini dalam bukunya yang berjudul "Last Child in the Woods: Saving Our Children from Nature-Deficit Disorder" .[3]Karena istilah ini bukan merupakan istilah kesehatan, maka kelainan ini tidak teridentifikasi dalam panduan medis seperti DSM-5 dan ICD-10.[4]
Referensi
- ^ "Jarang Piknik Dapat Sebabkan Nature Deficit Disorder". Halodoc. 14 Desember 2022. Diakses tanggal 2024-02-17.
- ^ O'Brien, Maggie (8 Mei 2023). "Nature-deficit disorder in 2023". The Spectator. Diakses tanggal 2024-02-17.
- ^ Bell, Jaimee (2020-01-24). "Nature-deficit disorder: What kids lose by not experiencing the outdoors enough". Big Think (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-02-17.
- ^ Warber, Sara L.; DeHudy, Ashley A.; Bialko, Matthew F.; Marselle, Melissa R.; Irvine, Katherine N. (2015-12-16). "Addressing "Nature-Deficit Disorder": A Mixed Methods Pilot Study of Young Adults Attending a Wilderness Camp". Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine (dalam bahasa Inggris). 2015: e651827. doi:10.1155/2015/651827. ISSN 1741-427X. PMC 4695668 . PMID 26788110.