Frans van BronkhorstFrans van Bronkhorst (lebih dikenal di Indonesia sebagai Frans V.B.), adalah Juara Tinju Asia tahun 1976 (amatir) dan salah satu petinju Indonesia yang berlaga di ajang Olimpiade Montreal 1976. Sekadar informasi, pada Olimpiade ini banyak petinju besar seangkatan Frans V.B. yang ambil bagian, a.l.
Masa KeemasanMenapaktilas prestasinya, Frans VB mengenang kejuaraan Asia di Bangkok sebagai salah satu momen terindah dalam karier tinjunya. Pada event tersebut, ia melewati tiga petinju hebat, yakni dari India dengan RSC, kemudian melibas petinju Jepang, dan terakhir menumbangkan petinju Korea Selatan di partai final yang memberinya medali emas. Peristiwa yang juga sulit dilupakan ketika ia bertanding di Olimpiade musim panas ke-21 di Montreal, Kanada. Meski hanya mencapai babak ke-2, namun pada perhelatan akbar yang diikuti 92 negara tersebut tampil petinju-petinju besar seperti Sugar Ray Leonard (emas kelas welter ringan), Michael Spinks (emas kelas menengah), Leon Spinks (emas kelas berat ringan), Theofilo Stevenson dan John Tate (emas kelas berat) Pada era 70-an, kata Frans, merupakan masa keemasan tinju amatir Indonesia. Pada dekade tersebut, Indonesia memiliki 5 juara Asia sekaligus, meliputi Wiem Gomies, Syamsul Anwar Harahap, Frans VB, Ferry Moniaga dan Benny Maniani. “Wiem Gomies malah dua kali menjadi juara Asian Games pada 1970 dan 1978.” Setelah itu, Indonesia lama tak memiliki juara Asia. Barulah pada Asian Games XI Beijing, Pino Bahari yang bertanding di kelas 75 kg menyumbangkan emas untuk Indonesia. Berikutnya adalah Hendrik Simangunsong yang berlaga di kelas 71 kg menyabet emas Kejuaraan Asia pada 1992 di Bangkok, Thailand. Sejak itu, tak terdengar lagi prestasi petinju Indonesia di tingkat Asia. Semua ini terjadi karena jenjang pembinaan yang terlalu jauh, dimana petinju yang sedang naik daun tidak ditopang oleh petinju pelapis. “Kita membutuhkan pembinaan berjenjang yang dimulai dari usia dini,” kata Frans. Prestasi |