Firdaus (Arab: فردوس) adalah nama surga tertinggi dan mulia di akhirat, berasal dari kata firdaws. Juga kata pinjaman dari bahasa Persia kuno (pairidaeza) yang berarti taman yang dikelilingi tembok.
Kata Yunaniparadeisos pertama sekali dipakai oleh Xenofon untuk taman dari raja-raja Persia. LXX menerjemahkan gan ‘eden yang dalam Kej 2:8 dengan paradeisos.
Dalam Islam
Firdaus, disediakan bagi orang-orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, menjauhkan diri daripada perbuatan maksiat, tidak membuat kemungkaran, Penghasutan serta menjalankan segala yang diperintahkan-Nya. Allah menjadikan penghuni Surga ini sebagai kekasih-Nya.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, bagi mereka adalah Surga Firdaus menjadi tempat tinggal. (Al-Kahfi, 18:107)
Di dalam Surga Firdaus, terdapat empat sungai yaitu:
Di dalamnya juga disediakan segala sesuatu yang tidak pernah dilihat, tidak pernah didengar, tidak pernah terlintas dalam hati manusia.
Dalam Kristen
Dalam Perjanjian Lama
Kata Ibrani Pardes diterjemahkan ‘taman’ atau ‘kebun’ dalam tiga ayat Alkitab (Neh 2:8; Pkh 2:5; Kid 4:13), jadi tidak pernah dipakai dimanapun dalam PL dalam pengertian eskatologi, seperti yang lambat laun berkembang dalam dunia Yahudi di kemudian hari. Pikiran-pikiran berikut dapat dilihat. Kata Firdaus (Aram pardesa’) dipakai untuk mengungkapkan pengertian zaman purba (bh Jerman Urzeit), lalu diperluas untuk mengandung khayalan yang tinggi-tinggi mengenai kemuliaan dan berkat dari zaman itu. Hal ini dihubungkan dengan pengharapan akan zaman Mesias pada masa datang. Keadaan zaman kemuliaan yang akan datang ini akan sama dengan keadaan taman Eden pada permulaan zaman. Orang Yahudi percaya juga bahwa Firdaus ada pada zaman mereka. Firdaus yang tersembunyi inilah tempat ke mana dibawa jiwa Bapak-bapak leluhur, orang-orang pilihan dan orang-orang benar. Firdaus kuno, firdaus yang akan datang dan firdaus sekarang dipandang sebagai satu.
Dalam Perjanjian Baru
Kata Yunani paradeisos terdapat hanya tiga kali dalam Perjanjian Baru (Luk 23:43; 2 Kor 12:4; Why 2:7). Ayat-ayat sekitarnya menunjukan bahwa pengertiannya adalah mengenai perkembangan yang terakhir. Dalam Lukas 23:43 Yesus menggunakan kata ‘firdaus’ untuk menunjukan tempat jiwa segera sesudah seseorang mati; bnd firdaus yang tersembunyi dalam pikiran terakhir masyarakat Yahudi. Pikiran yang sama terdapat juga dalam perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus (Luk 16:19-31).
Dalam 2 Kor 12:2-4 Paulus menulis tentang pengalamannya yang diangkat ke Firdaus; disitu didengarnya kata-kata yang tak dapat diucapkan manusia (Yunani arrhêta rhêmata). Dalam hal ini Firdaus sama dengan sorga dengan kemuliannya, mungkin sama seperti dalam Lukas 23. Tempat yang satu-satunya membicarakan Firdaus dalam pengertian eskatologis ialah Why 2:7. Di sini Yesus menjanjikan akan memberikan Firdaus sebagai karunia kepada siapa yang menang. Firdaus yang sekarang akan nyata dalam kemuliannya yang sepenuhnya dengan penggenapan yang terakhir. Pikiran mengenai adanya taman Allah di dunia yang akan datang mendapat tekanan yang kuat dalam pasal-pasal terakhir Why. Lambang dari pohon kehidupan, air kehidupan dan buah yang datang 12 kali setahun merupakan kesaksian tentang kemuliaan Firdaus yang akan datang (Why 22).
Dalam Kamus lain
Kamus Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia[2] menulis, firdaus adalah keadaan semula dimana Allah langsung hadir pada manusia (Kej 2-3). Dalam perjanjian baru, firdaus dipakai sebagai nama lain (bahasa Persia) untuk Surga, tempat kemuliaan orang-orang yang telah meninggal (Luk 23:43, II Kor 12:14, Why 2:7). Sedangkan kamus bahasa Inggris Indonesia – Indonesia Inggris[3], Firdaus diartikan paradise (dalam bahasa Inggris), sebaliknya Paradise diartikan Sorga dan Cendrawasih. Sorga adalah tempat kemuliaan orang-orang beriman dan burung Cendrawasih adalah salah satu jenis burung yang hanya terdapat di Papua.