Fine Line adalah album studio kedua oleh penyanyi dan penulis lagu asal Inggris, Harry Styles. Album ini dirilis pada 13 Desember 2019 melalui Columbia dan Erskine Records. Album ini telah merilis enam single, "Lights Up", "Adore You", "Falling", "Watermelon Sugar", "Golden" dan "Treat People with Kindness".[1]Fine Line memulai debutnya di nomor tiga UK Albums Chart dan nomor satu di Billboard 200, menjadikan album kedua Styles yang menduduki nomor satu secara berturut-turut di Amerika Serikat.[2] Album ini memiliki minggu penjualan terbesar ketiga tahun 2019 di Amerika Serikat dan memecahkan rekor sebagai debut terbesar dari penyanyi pria Inggris sejak Nielsen SoundScan dimulai.[2] Album ini merupakan nomor satu terakhir dari tahun 2010-an dan juga nomor satu pertama di Billboard 200 pada tahun 2020-an. Album ini digambarkan sebagai album rock, pop dan pop rock, dengan elemen prog-pop, pop psychedelic, folk, soul, funk dan indie pop.
Fine Line menerima ulasan yang umumnya positif dari kritikus musik, terutama terhadap produksi. Album ini dinominasikan untuk Album of the Year di Brit Awards 2020, dan dinominasikan untuk Album Vokal Pop Terbaik di Grammy Awards 2021. Album ini juga menerima nominasi Grammy Award untuk "Watermelon Sugar" dalam kategori Penampilan Solo Pop Terbaik dan "Adore You" dalam kategori Video Musik Terbaik. Pada tahun 2020, Rolling Stone menempatkan album ini di peringkat 491 dalam daftar 500 Album Terbaik Sepanjang Masa, menjadikannya album terbaru yang dimasukkan.
Latar Belakang
Dalam sebuah wawancara dengan Rolling Stone yang dirilis pada tanggal 26 Agustus 2019, dilaporkan bahwa Styles meletakkan "sentuhan terakhir" di albumnya yang dijelaskannya, "semua tentang berhubungan seks dan perasaan sedih." Album ini juga dideskripsikan mengandung "lagu-lagu yang paling sulit, penuh dengan perasaan yang pernah ia tulis."[3] Jenis album keduanya, Styles mengungkapkan bahwa ia ingin menjadi lebih menyenangkan dan suka berpetualang dibandingkan dengan album debutnya, Harry Styles.[4] Styles lebih lanjut mengakui menggunakan obat-obatan psikedelik saat proses perekaman.[5]