Artikel atau sebagian dari artikel ini mungkin diterjemahkan dari Art film di en.wikipedia.org. Isinya masih belum akurat, karena bagian yang diterjemahkan masih perlu diperhalus dan disempurnakan. Jika Anda menguasai bahasa aslinya, harap pertimbangkan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini. Anda juga dapat ikut bergotong royong pada ProyekWiki Perbaikan Terjemahan.
(Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat. Lihat pula: panduan penerjemahan artikel)
Film kesenian (Inggris: art film atau arthouse film) biasanya adalah sebuah film independen dan bertema serius yang ditujukan bagi ceruk pasar yang lebih sempit, ketimbang pasar dengan jumlah penonton yang lebih besar.[1] Sebuah film kesenian bisa dikatakan "ditujukan untuk menjadi karya artistik serius, sering kali eksperimental dan tak dirancang untuk tontonan masyarakat,"[2] "biasanya dibuat untuk alasan-alasan estetika ketimbang mengejar laba komersial,"[3] dan berisi "konten yang sangat simbolis atau tidak biasa."[4]
Kritikus film dan para cendekia kajian film umumnya mendefiniskan film kesenian sebagai sesuatu yang memiliki "kualitas formal yang menandakan mereka berbeda dari film Hollywood arus utama".[5] Kualitas tersebut biasanya berupa: munculnya rasa realisme sosial; penekanan tentang ekspresi yang dituangkan seorang sutradara; dan fokus pada pikiran, impian, atau motivasi suatu karakter dan bukannya mencoba mengungkapkan cerita yang jelas dan bertujuan tertentu. Pengkaji film David Bordwell mendeskripsikan sinema kesenian sebagai "genre film, dengan konvensinya sendiri".[6]
Produser film kesenian biasanya memutar film mereka di teater khusus (bioskop alternatif),[7] dan di festival film. Istilah art film jauh lebih lazim digunakan di Amerika Utara, Kerajaan Bersatu, dan Australia, dibandingkan dengan negara mainland Eropa yang menggunakan istilah film auteur dan film nasional. Karena film-film ini ditujukan untuk kelompok penonton yang lebih kecil dan sempit, film kesenian biasanya jarang mendapat dukungan finansial yang mendukung anggaran produksi berskala besar seperti film-film blockbuster. Sutradara film kesenian biasanya mengakali batasan tersebut dengan menciptakan jenis film yang berbeda, biasanya dengan menggunakan pemeran film yang lebih jarang dikenal (atau bahkan amatiran), dan set yang sederhana untuk membuat film yang lebih berfokus pada membangun ide, menjelajahi teknik naratif baru, dan mencoba konvensi baru dalam pembuatan film.
Film seperti ini umumnya sangat kontras bedanya dengan film arus utama, yang biasanya memiliki alur cerita yang lebih linear dan dibuat sebagai hiburan. Untuk promosi, film kesenian mengandalkan publikasi dari penilaian para kritikus film; bahasan mengenai film dari para kolumnis seni, komentator, dan warganet; dan pembicaraan mulut-ke-mulut dari para penontonnya. Karena film kesenian ini memiliki biaya produksi yang kecil, mereka hanya membutuhkan ketertarikan dari penonton arus utama (mainstream) dalam jumlah kecil saja untuk dapat mencapai laba.