Festival Nebuta Aomori (青森ねぶた祭code: ja is deprecated , Aomori Nebuta Matsuri) atau Aomori Nebuta (青森ねぶたcode: ja is deprecated ) adalah festivalmusim panas dari 2 Agustus hingga 7 Agustus di kota Aomori, Prefektur Aomori. Festival ini termasuk salah satu acara menyambut Tanabata yang dilakukan di wilayah Tohoku. Nebuta adalah lentera ukuran raksasa yang dibuat dari kerangka kayu berlapis washi yang umumnya berbentuk boneka pemeran kabuki atau hewan. Nebuta diusung dengan kendaraan hias untuk berpawai di jalan-jalan.
Festival ini setiap tahunnya diikuti lebih dari 3 juta peserta dan wisatawan.[1] Bersama-sama dengan Tanabata di Sendai, dan Kantō di Akita, Aomori Nebuta adalah salah satu dari tiga festival terbesar di wilayah Tohoku. Dua festival nebuta terbesar di Prefektur Aomori adalah Aomori Nebuta dan Hirosaki Neputa.
Penari dan kostum
Ciri khas festival ini adalah orang yang menari beramai-ramai sewaktu berpawai bersama nebuta. Tari khas Festival Nebuta disebut haneto dengan gerakan kaki seperti melonjak-lonjak atau berjingkrak (跳ねるcode: ja is deprecated , haneru). Tidak diketahui secara pasti asal mula istilah haneto dipakai untuk menyebut cara menari festival nebuta, namun istilah ini sudah dipakai dalam naskah asal tahun 1772-1781.[2]
Penari juga disebut haneto (跳人code: ja is deprecated ) dan mengenakan kostum yang juga disebut haneto (ハネトcode: ja is deprecated ). Kostum penari berupa yukata dari kain katun, dilengkapi tutup kepala (hanagasa) berhias bunga-bunga, kain pundak (tasuki) berwarna cerah (merah, merah jambu) pengikat lengan yukata, dan ikat pinggang kain (shigoki) untuk menggantungkan mangkuk minum (gagashiko) dari kaleng. Di bawah yukata dikenakan kain pinggang (okoshi) berwarna merah jambu untuk wanita (biru untuk pria) yang menutup pinggang hingga lutut. Alas kaki adalah tabi berwarna putih dan zōri.[3] Penonton diharapkan untuk ikut menari. Kostum haneto dapat dibeli di toko serba ada atau dipinjam di toko peminjaman kostum.
Sejarah
Aomori Nebuta berawal dari tradisi menghanyutkan lentera kertas pada malam Tanabata. Boneka Nebuta yang dihanyutkan di sungai atau laut termasuk tradisi menghalau nasib buruk pada malam Tanabata. Sekitar 270-290 tahun yang lalu (era Kyōhō 1716-1735) di dekat kota Aburagawa dilangsungkan festival lentera yang mirip dengan Hirosaki Neputa. Peserta waktu itu mengusung lentera sambil menari di jalan-jalan. Pemandangan festival lentera waktu itu mungkin mirip dengan Gion Matsuri di Kyoto
Nebuta berbentuk lentera raksasa yang menggambarkan tokoh-tokoh dalam kabuki muncul sekitar puncak keemasan seni rakyat biasa pada era Bunka (1804-1817). Sejarawan daerah Takeo Matsuno menulis tentang festival nebuta di surat kabar To-o Nippo edisi Agustus 1966. Dalam tulisan tersebut dikisahkan tentang pengamat budaya zaman Edo bernama Gobutsu Kokkeisha menulis tentang pemandangan festival Tanabata di kota Noshiro, Prefektur Akita pada tahun 1843. Dalam buku Oku no Shiori,[2] dikisahkannya tentang boneka-boneka kertas yang antara lain menggambarkan Kaisar Jingū dan Kato Kiyomasa dalam ekspedisi penaklukan Korea. Boneka-boneka kertas tersebut tingginya sekitar 10 m dan lebar 6 m, dan diarak di atas kendaraan beroda. Di dalam boneka-boneka kertas dipasang lilin. Nebuta diarak-arak oleh orang yang menari-nari dengan iringan genta, taiko, dan terompet kulit kerang. Pemandangan aneh tersebut dikatakannya juga ada di Hirosaki dan Kuroishi.[2]
Kelompok pengacau
Sejak beberapa puluh tahun lampau, acara ini sering diganggu kelompok anak muda yang disebut karasuzoku (カラス族code: ja is deprecated , gerombolan gagak). Mereka datang tidak mengenakan kostum haneto, melainkan baju serba hitam sehingga disebut gerombolan gagak. Karasuzoku mengacau dengan cara mengajak berkelahi, bermabuk-mabukan, dan bermain petasan. Pada tahun 1996 terjadi bentrokan antara karasuzoku dan penonton hingga menyebabkan penonton luka berat.[1]