Fernando de Almeida do Carmo (meninggal 7 Desember 1975)[1][2] adalah seorang politikus dan pejuang kemerdekaan dari Timor Timur dan anggota partai Fretilin.
Karier
Carmo adalah perwira senior bintara di tentara Portugis selama era kolonial. Ketika Operasi Seroja meletus di Timor Leste pada tahun 1975, ia menjadi wakil komandan FALINTIL, tentara militer partai sayap kiri FRETILIN, yang menang dari pertempuran tersebut.[3] Carmo juga merupakan anggota Komite Sentral FRETILIN (CCF).[1]
Pada tanggal 28 November 1975, Fretilin secara sepihak memproklamasikan kemerdekaan Timor Leste dari Portugal. Saat ini Indonesia sudah mulai menduduki daerah perbatasan. Carmo di Kabinet 1975 (Timor Leste) diangkat menjadi Wakil Menteri Penerangan, Dalam Negeri dan Keamanan.[4] Sejak Rogerio Lobato, menteri pertahanan dan komandan FALINTIL, meninggalkan Timor Timur tak lama kemudian untuk mendapatkan dukungan bagi republik baru di luar negeri,[5] Carmo mengambil alih komando FALINTIL.[6]
Pada tanggal 7 Desember, Indonesia memulai invasi terbuka ke Timor Timur dengan penyerangan ke ibu kota Dili. Carmo ditangkap dalam penyergapan Indonesia pada hari yang sama saat dia dalam perjalanan untuk menyelamatkan jurnalis Australia Roger East dari Hotel Turismo.[1][7] Karena kalah jumlah dan kalah dalam hal senjata, ia tewas dalam pertempuran jarak dekat dengan tentara Indonesia.[2]
Penggantinya sebagai komandan FALINTIL adalah Nicolau dos Reis Lobato.[6]
Kehormatan
Pada 20 Desember 2006, Carmo secara anumerta dianugerahi Ordem de Dom Boaventura.[4]
Pranala luar
Referensi