Fenomenalisme adalah teori yg menyatakan bahwa semua pengetahuan adalah fenomena dan semua yg ada itu adalah fenomenal.[1] Sehingga, pengetahuan manusia hanya terbatas pada gejala-gejala yang tampak, yang dapat diamati oleh indra dan diberikan atau ditambahkan sebuah kesadaraan.[2][3]
Teori ini dikemukakan oleh Immanuel Kant, seorang filsuf asal Jerman.[2] Ia berusaha mendamaikan pertentangan antara empirisme dan rasionalisme.[2] Menurutnya, dalam proses pemerolehan ilmu pengetahuan unsur rasio dan indra sama-sama berperan.[2] Tidak mungkin yang satu bekerja tanpa yang lain.[2]
Sebagai contoh, ketika kita membaca koran dan melihat foto teman lama kita berada di koran tersebut.[2] Ketika kita pertama kali melihat koran tersebut,kita akan mengatakan "oh, ini Seno yang begini, begitu dan lain sebagainya".[2] Tapi setelah melihat terlalu lama kepada foto tersebut, anda menjadi kurang yakin bahwa orang yang berada di koran tersebut merupakan teman anda atau bukan karena ternyata di foto tersebut teman anda mungkin terlihat lebih tampan,muda, atau gemuk.[2] Kemudian, anda mencoba mengingat ciri khas orang tersebut dan perubahan fisik yang terjadi selama anda tidak bertemu dengannya.[2]
Contoh di atas menunjukkan bahwa di sini indra dan rasio sama-sama berperan.[2]Mata melihat gambar, tetapi ingatan juga berperan.[2] Oleh sebab itu, contoh ini dapat dikategorikan ke dalam contoh dari teori fenomenalisme.[2]