Fenny Martha DwivanyFenny Martha Dwivany (lahir 18 April 1972) merupakan seorang biolog di bidang biologi molekuler dari Indonesia. Dia terkenal karena berhasil menemukan metode perlambatan kematangan pisang. Berkat penelitiannya ini, dia memenangkan beberapa penghargaan, seperti UNESCO-L'Oréal International Fellowships pada tahun 2007 dan Endeavour Award pada tahun 2010. Kehidupan pribadi dan pendidikanDwivany lahir di Bandung pada tanggal 18 April 1972[1][2] dan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara keluarga Syamsudin.[3] Dia lulus dari Sekolah Dasar Banjarsari Bandung pada tahun 1984. Setelah lulus dari SD, Dwivany melanjutkan sekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bandung dan lulus pada tahun 1987. Dwivany memilih jurusan Biologi di Institut Teknologi Bandung setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Bandung pada tahun 1990 karena baginya ilmu biologi tidak terasa membosankan. Dia meraih gelar sarjana sains pada tahun 1995 dan melanjutkan studi magister di universitas yang sama dan jurusan yang sama dengan sebelumnya. Dia lulus dan meraih gelar magister sains pada tahun 1998. Pada tahun 2000, ITB mengirimkan Dwivany kuliah di Universitas Melbourne setelah menjadi dosen di sana.[4][5] Dia lulus dan meraih gelar Ph.D pada bidang bidang genetika dan biologi molekuler pada tahun 2004.[6] Dwivany menikah dengan Adam Heikal Moeis dan memiliki seorang putra bernama Ananda Dwivano Moeis[7] Penelitian dan PenghargaanDwivany melakukan penelitian tentang pisang pada tahun 2004 setelah menyelesaikan program studi doktoralnya ketika dia bingung memilih topik penelitian yang menjadi syarat wajib untuk kembali menjadi dosen di ITB. Akhirnya, ketika dia melihat pisang dijajakan, dia mendapatkan ide untuk meneliti cara perlambatan pematangan pisang agar memiliki manfaat bagi pedagang pisang di Indonesia dalam segi ekonomis. Dana pertamanya yang berjumlah kurang lebih 60 juta didapatkan dari acara Bogasari Nugraha (Indofood Riset Nugraha).[7] Penelitiannya terus berkembang dan kembali memenangkan Fellowship di For Women in Science National pada tahun 2006 di Jakarta dan mendabatkan hibah dana sebesar 40.000 dolllar karena memenangkan UNESCO-L'Oréal International Fellowships pada tahun 2007 di Paris dengan proposal penelitian berjudul " Metoda Alternatif Pengontrolan Pematangan Buah dengan Pembungkaman Gen ACC oksidase pada buah pisang".[3][8] Setelah kemenangan tersebut, Dwivany rutin menjadi juri penghargaan tingkat nasional di For Women in Science National sejak tahun 2010.[9] Pada tahun 2010, Dwivany mendapatkan Endeavour Award [10] dan pada tahun selanjutnya, dia mendapatkan Schlumberger Foundation Faculty Award.[11] Salah satu penelitiannya berhasil mengirimkan biji tomat dalam sebuah riset di luar angkasa pada tahun 2011 seberat 100 gram untuk dibandingkan pertumbuhannya dengan biji kontrol setelah perlakuan yang menunjukkan bahwa tomat kontrol yang tidak dikirimkan ke luar angkasa lebih cepat tumbuh.[12] Dwivany kembali mendapatkan penghargaan , yaitu Anugerah IPTEK kategori peneliti wanita pada tahun 2012 yang diberikan oleh Gusti Muhammad Hatta, Menristek Kabinet Indonesia Bersatu II, atas kontribusinya melalui penelitian perlambatan pematangan pisang dan penghargaan Special Achievement Award dari The Japanese Society for Biological Sciences in Space pada tahun 2019.[13][14] Daftar Pustaka
|