Fanum tax (/fæn.əm.tæks/simakⓘ) adalah sebuah istilah slang Internet yang menggambarkan tindakan mengambil makanan dari teman secara diam-diam.[1] Awalnya dicetuskan oleh penyiar Amerika Fanum, istilah ini telah menjadi sebuah meme internet dan biasanya digunakan serta dipopulerkan oleh Generasi Alfa.[2][3]
Etimologi
Penggunaan pertama Fanum tax secara eksklusif merujuk pada penyiar Fanum, yang dengan bercanda "memungut pajak" dari makanan ringan dengan mengambil sedikit dari makanan milik sesama pembuat konten selama siaran di platform Twitch.[2] Dalam sebuah wawancara dengan Wired, Fanum mendefinisikan istilah tersebut sebagai:
Misalnya, teman Anda sedang makan, dia sedang menikmati makanan yang enak, dan Anda ingin mengambil sebagian dari makanan itu. Seperti yang saya maksudkan, Anda membutuhkan bagian. Itu adalah teman Anda dan bagian dari temannya, kan? Ambil sedikit dari makanan itu. Itulah Fanum tax. Anda hanya mengambil sedikit, mungkin 5%, 10% dari makanan itu, mungkin 20%.[4][pranala nonaktif]
Istilah ini menyebar di kalangan kolektif YouTube AMP pada akhir 2022, dan dipopulerkan terutama selama siaran Twitch Fanum bersama YouTuber populer Amerika Kai Cenat, di mana Fanum sering mengambil kue milik Cenat.[5]
Pada 2 Oktober 2023, sebuah akun TikTok dengan nama pengguna @ovp.9 memposting sebuah video pendek dari karakter dalam video game online Fortnite yang "bernyanyi" dengan parodi musik dari lagu tahun 2021 "ecstasy" oleh Suicidal-Idol.[6] Parodi tersebut, yang diberi judul "Sticking Out Your Gyat for the Rizzler" atau "You're so skibidi, you’re so fanum tax",[7] menampilkan berbagai istilah budaya internet termasuk gyat, Skibidi Toilet, rizz dan Sigma male. Lagu ini digunakan dalam banyak video di TikTok, menginspirasi banyak kreasi video yang menampilkan permainan yang terinspirasi dari Minecraft di platform tersebut.[6]
Suara tersebut digunakan dalam lebih dari 195.000 video dan mendapatkan lebih dari 321 juta tayangan di TikTok.[8][6]
Tanggapan
Menurut Business Insider, banyak anggota Generasi Z mengaku "mereka sama sekali tidak mengetahui meme tersebut."[9]The New York Times menyebut istilah tersebut sebagai "bahasa Generasi Alfa."[10] Meme tersebut tidak dikenal oleh Generasi Z, generasi leluhurnya dan tidak dianggap oleh mereka.