Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
Tambahkan pranala wiki. Bila dirasa perlu, buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan "[[" dan "]]" pada kata yang bersangkutan (lihat WP:LINK untuk keterangan lebih lanjut). Mohon jangan memasang pranala pada kata yang sudah diketahui secara umum oleh para pembaca, seperti profesi, istilah geografi umum, dan perkakas sehari-hari.
Sunting bagian pembuka. Buat atau kembangkan bagian pembuka dari artikel ini.
Kekaisaran Belanda adalah sebuah istilah yang ditujukan kepada teritori-teritori berbeda yang dikuasai oleh Belanda dari abad ketujuh belas sampai kedua puluh. Mereka bermukim di luar Eropa serta memiliki keterampilan dalam bidang perdagangan dan transportasi.[1] Pada akhir abad keenam belas, Belanda memegang kendali atas laut. Pada paruh kedua abad ketujuh belas, budaya dan ekonomi mereka mendominasi laut. Dua ratus tahun tersebut disebut Zaman Keemasan. Belanda membangun kekaisaran mereka dengan kolonialisme korporat dengan mendirikan perusahaan-perusahaan Hindia Barat dan Hindia Timur, menyusul langkah Kekaisaran Inggris, yang berujung pada perang antar kedua kekaisaran tersebut.[2][3] Seluruh pelaut dan pedagang Belanda menjadi bagian dari pelayaran yang menjelajahi seluruh dunia. Setelah Perang Revolusi, Belanda kehilangan sebagian besar kekuasaannya atas Inggris setelah tentara Prancis menginvasi dataran utama Belanda dan sebagian koloni Belanda.[4] Sehingga, para pemimpin Belanda mempertahankan koloni-koloni dan tanah air mereka. [Antara 1795 sampai 1814, Prancis mengembalikan Hindia Belanda di Nusantara dan Suriname kepada kekuasaan Belanda].[5]
Koloni
Asia
Hindia Belanda (sekarang Indonesia) mengambil alih pos-pos dagang Portugis di Maluku pada 1605. Pada 1619, pangkalan pertahanan militer yang dibangun di Batavia (sekarang Jakarta) menjadi markas besar Perusahaan Hindia Timur Belanda. Sampai abad kedua puluh saat Indonesia meraih kemerdekaan disusul oleh revolusi Indonesia. Pada Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Jerman Nazi dan Nusantara oleh Jepang.[6]