Eryngium adalah genus tumbuhan berbunga dalam keluarga Apiaceae. Di dalamnya ada sekitar 250 spesies tumbuhan.[1] Genus ini mempunyai sebaran kosmopolitan, dengan pusat keanekaragaman di Amerika Selatan.[1]
Anggota genus ini berupa tumbuhan semusim dan tumbuhan menahun dengan daun yang tidak berbulu dan biasanya berduri. Bunga payungnya berbentuk kubah dengan bunga berwarna biru atau putih baja, dan memiliki lingkaran daun basal berduri. Beberapa spesiesnya berasal dari daerah berbatu dan pesisir, namun sebagian besarnya merupakan tumbuhan padang rumput.[2]
Kegunaan
Sebagian spesiesnya ditanam sebagai tanaman hias taman. Banyak hibridanya yang telah dipilih untuk digunakan sebagai tanaman hias taman di antaranya E. × oliverianum[3] dan E. × tripartitum[4] yang telah memperoleh Award of Garden Merit dari Royal Horticultural Society. Hibrida yang lainnya yakni E. x zabelii yang memiliki keturunan yakni E. alpinum x E. bourgatii.[5]
Banyak dari spesiesnya yang telah digunakan sebagai bahan makanan dan obat. Spesies Eryngium campestre digunakan sebagai obat tradisional di Turki. Di Iran spesiesnya (disebut dengan Boghnagh فارسی- بوقناق) digunakan sebagai teh herbal untuk menurunkan gula darah. Spesies Eryngium creticum merupakan obat herbal untuk sengatan kalajengking di Yordania. Spesies Eryngium elegans digunakan di Argentina dan Eryngium foetidum (Walangan) di Amerika Latin dan Asia Tenggara. Penduduk asli Amerika menggunakan banyak spesiesnya untuk berbagai tujuan. Budaya di seluruh dunia telah menggunakan ekstrak Eryngium sebagai agen antiinflamasi. Eryngium menghasilkan minyak atsiri dan mengandung berbagai jenis terpenoid, saponin, flavonoid, kumarin, dan steroid.[1]
Akarnya telah digunakan sebagai sayuran atau manisan. Tunas dan daun mudanya terkadang digunakan sebagai sayuran sebagaimana asparagus. Walangan (Eryngium foetidum) digunakan sebagai ramuan kuliner di daerah tropis Amerika dan Asia. Rasanya mirip seperti ketumbar atau daun ketumbar, sampai-sampai terkadang disalahartikan dengannya. Oleh karena itu kemungkinan disebut ketumbar berduri atau culantro, atau dengan nama Vietnamnya Ngo Gai.[6]