Eksoskeleton bertenaga (disebut juga baju zirah bertenaga, pakaian sibernetika, mobilitas teraugmentasi, dan sebagainya) adalah sebuah pakaian yang memiliki sistem penggerak motor listrik, pneumatik, hidrolik, tuas, maupun kombinasi dari semua itu, untuk membantu pergerakkan tungkai sehingga menjadi lebih kuat dan memiliki daya tahan lebih tinggi.[1][2] Eksoskeleton menyokong setiap persendian, termasuk pinggang dan paha, dan membantu pergerakan tungkai untuk mengangkat dan menahan beban berat.[3]
Sejarah
Teknologi serupa Eksoskeleton bertenaga dikembangkan insinyur Rusia Nicholas Yagin pada tahun 1890. Dengan sumber tenaga udara bertekanan di dalam tas untuk membantu pergerakan, meski masih bersifat pasif dan membutuhkan tindakan manusia untuk mengaturnya.[4] Di tahun 1917, inventor Amerika Serikat Leslie C. Kelley mengembangkan apa yang ia sebut dengan pedomotor, bertenaga uap untuk menggerakkan ligamen buatan yang bekerja paralel dengan pergerakan penggunanya.[5] Di tahun 1960, General Electric dan Angkatan Darat Amerika Serikat mengembangkan Hardiman. Hardiman digerakkan oleh hidrolik dan listrik serta mampu meningkatkan kekuatan penggunanya hingga 25 kali. Hardiman memiliki beberapa kelemahan, salah satunya adalah ia sendiri memiliki berat 680 kg.[6] Selain itu, responnya juga cukup lambat serta terdapat bug yang dapat membuat Hardiman bergerak tidak terkendali.[7] Hardiman juga melaju dengan kecepatan lambat, yaitu 0.76 meter per detik sehingga proyek ini dikatakan tidak berhasil.[8]
Referensi
^Ferguson, Alan (September 23, 2018). "Exoskeletons and injury prevention". Safety+Health Magazine (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal October 19, 2018.