Subsistensi secara umum diartikan sebagai cara hidup yang cenderung minimalis. Usaha-usaha yang dilakukan cenderung ditujukan untuk sekadar hidup. Clifton R. Wharton (1963) membedakan subsistensi produksi dari subsistensi hidup. Subsistensi produksi dikarakterisasi oleh derajat komersialisasi dan monetisasi yang rendah, sedangkan subsistensi hidup berkaitan dengan tingkat hidup yang bersifat minimal hanya untuk sekadar hidup. Pertanian subsisten yang murni menurut Wharton adalah: suatu unit yang dapat berdiri dan mencukupi diri sendiri dalam mana semua produksi dikonsumsi dan tidak ada yang dijual, dan disamping itu tidak ada pengguna atau penghasil barang-barang dan pelayanan-pelayanan dari luar yang masuk.[1][2]
Referensi