Efek Bola Salju

Efek bola salju mengangkat konsep bola salju yang sedang menuruni bukit. Awalnya hanya membentuk bola kecil, namun semakin lama menggelinding akan semakin besar dan sulit untuk dihentikan.[1] Efek bola salju adalah istilah psikologis yang menjelaskan bagaimana tindakan kecil dapat menyebabkan tindakan yang lebih besar dan lebih besar lagi, yang pada akhirnya menghasilkan dampak yang besar.[2] Hal ini dianggap berlaku untuk situasi di mana sesuatu dimulai dari hal kecil dan secara bertahap akan bertambah kuat dan cepat seiring pertumbuhannya. Setelah sesuatu mulai tumbuh dalam arti atau ukuran, hal itu dianggap terjadi pada tingkat yang semakin cepat hingga menjadi berdampak.[3] Menjadi sadar akan efek bola salju dalam berpikir sangat penting karena dapat membantu kita mengenali dan mengelola pemikiran kita sebelum mereka berkembang menjadi masalah yang lebih besar.[4]

Konsep Umum[5]

  • Berpikir 'semua' atau 'tidak sama sekali', juga dikenal sebagai berpikir hitam dan putih, di mana kita berjuang untuk mempertahankan jalan tengah dan malah terlibat dalam pemikiran yang sangat kaku tentang segala sesuatu yang 'semuanya baik' atau 'semuanya buruk'; keberhasilan total atau kegagalan total.
  • Melompat ke kesimpulan: membuat prediksi atau penilaian tanpa bukti untuk mendukungnya.
  • Generalisasi berlebihan: melihat satu hal negatif sebagai bukti segala sesuatu buruk, atau segala sesuatu berjalan salah.
  • Memprediksi kemungkinan terburuk: melebih-lebihkan kemungkinan terjadinya hal buruk dan meminimalkan peluang terjadinya hal baik.
  • Filter mental: berfokus hampir secara eksklusif pada hal-hal negatif dan menyaring hal-hal positif.
  • Seharusnya, keharusan, kewajaran: menerapkan aturan ketat tentang bagaimana Anda dan orang lain 'seharusnya' atau 'wajib' berperilaku, yang mengarah pada ekspektasi yang tidak realistis dan frustrasi.

Pengaruh Minoritas

Efek bola salju dapat menjelaskan bagaimana kelompok minoritas dapat memengaruhi kelompok mayoritas. Ini terjadi ketika kelompok kecil memengaruhi perilaku dan keyakinan kelompok yang lebih besar.

Hampir semua penelitian awal tentang pengaruh minoritas difokuskan pada bagaimana mayoritas memengaruhi minoritas, berdasarkan asumsi banyak psikolog bahwa akan sangat sulit bagi minoritas untuk memiliki pengaruh terhadap mayoritas.[6] Moscovici (1969) memiliki perspektif yang berbeda, karena ia percaya bahwa pengaruh minoritas dapat mengatasi pengaruh mayoritas.[7] Mirip dengan eksperimen 'biru-hijau' Asch (1951), untuk melihat apakah sekelompok empat peserta dipengaruhi oleh minoritas. Penelitiannya penting karena merupakan salah satu penelitian pertama yang menunjukkan bahwa minoritas mampu mengubah pendapat mayoritas. Penelitian Moscovici dan rekan-rekannya membuka pintu untuk penelitian lebih lanjut tentang subjek tersebut.

Moscovici mengatakan ada empat faktor utama yang menjadikan kaum minoritas memiliki pengaruh terhadap mayoritas.[8]

Pertama, gaya perilaku. Kaum minoritas yang konsisten cenderung lebih berhasil memengaruhi mayoritas daripada minoritas yang tidak konsisten dan sering berubah pikiran.

Kedua, gaya berpikir. Faktanya, minoritas bisa mengarahkan mayoritas untuk memikirkan sebuah isu dan membuat argumen. Dikarenakan, mayoritas akan cenderung memikirkan apa yang minoritas katakan dan nantinya akan mereka diskusikan dengan orang lain.

Ketiga, fleksibilitas dan kompromi. Minoritas yang dipandang tidak fleksibel, kaku, tidak kompromi, sampai kapanpun mereka tidak akan bisa mengubah pandangan mayoritas. Namun sebaliknya, jika mereka terlihat fleksibel dan berkompromi, mereka akan cenderung terlihat tidak ekstrim karena lebih moderat, kooperatif dan masuk akal.

Keempat, identifikasi. Kaum minoritas yang menyimpang (atau kelompok luar) penting agar pengaruh kaum minoritas terjadi. Kaum minoritas dalam kelompok cenderung lebih berhasil, karena mereka dianggap sebagai bagian dari kelompok, dan oleh karena itu ide-ide mereka dianggap lebih dapat diterima. Di sisi lain, kelompok luar cenderung lebih didiskriminasi, karena mereka tidak dianggap sebagai bagian dari kelompok, yang menyebabkan mereka tampak aneh atau tidak biasa.

Cara Menghentikan Efek Bola Salju Negatif

Menjadi sadar

Langkah pertama untuk menghentikan bola salju negatif sebelum terbentuk adalah berlatih menyadari saat bola salju tersebut mulai terbentuk. Jika Anda menyadari bahwa Anda mulai merasa cemas tentang sesuatu, cobalah untuk menangkap pikiran-pikiran ini agar tidak membesar menjadi pikiran-pikiran yang lebih cemas.

Dapatkan kembali perspektif

Nilai kembali situasi dari sudut pandang yang objektif. Anda dapat menuliskannya atau berbicara dengan teman dari sudut pandang orang luar. Pertimbangkan apa yang akan Anda katakan kepada teman dekat jika mereka berada dalam situasi yang sama.

Pertahankan rutinitas

Tetap sibuk dan termotivasi dapat memberikan pengalih perhatian yang efektif dari pikiran yang berlebihan dan dengan demikian membawa Anda kembali ke jalur yang benar menuju perasaan yang lebih positif.

Daftar Referensi

  1. ^ Muthia, Inara (2022-05-26). "Snowball Effect: Dibalik Sebuah Langkah Kecil". AIESEC Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-18. 
  2. ^ https://lup.lub.lu.se/luur/download?func=downloadFile&recordOId=9029425&fileOId=9029427
  3. ^ "Snowball Effect in Psychology" (dalam bahasa Inggris). 2023-09-19. Diakses tanggal 2024-12-18. 
  4. ^ "AES78 Efek Bola Salju dalam Berpikir". ririungan semi palar (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-18. 
  5. ^ Peterkin, Joanne (2017-05-24). "The Snowball Effect: Are Things As Bad As They Might Seem?". Peterkin Psychology (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-18. 
  6. ^ "Social:Minority influence - HandWiki". handwiki.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-18. 
  7. ^ https://encyclopedia.pub/entry/36080
  8. ^ "Minority Influence, Pengaruh Minoritas Terhadap Mayoritas". Amanat.id. 2024-06-04. Diakses tanggal 2024-12-18.