Dinasti Ganga TimurDinasti Ganga Timur, juga dikenal sebagai Purba Gangas, Rudhi Gangas, atau Prachya Gangas, adalah salah satu dinasti kerajaan Hindu besar di India pada era abad pertengahan. Dinasti ini memerintah wilayah Kalingga sejak abad ke-5 hingga pertengahan abad ke-20[1]. Kekuasaan mereka terbagi dalam tiga periode utama, yaitu Ganga Timur Awal (493–1077), Ganga Timur Kekaisaran (1077–1436), dan Ganga Khemundi (1436–1947). Nama “Ganga Timur” digunakan untuk membedakan mereka dari Dinasti Ganga Barat yang berkuasa di Karnataka[2]. Wilayah kekuasaanWilayah yang berada di bawah kekuasaan Dinasti Ganga Timur mencakup seluruh Odisha modern, sebagian besar wilayah utara Andhra Pradesh, beberapa bagian Chhattisgarh, dan beberapa distrik selatan Bengal Barat[3]. Pada masa pemerintahan mereka, bahasa Odia memperoleh status resmi, seiring perkembangannya dari Odra Prakrit. Awalnya, ibu kota dinasti ini terletak di Dantapuram, kemudian dipindahkan ke Kalinganagara (sekarang Mukhalingam), lalu ke Kataka (sekarang Cuttack), dan akhirnya ke Paralakhemundi[4]. Dinasti ini dikenang sebagai pendiri Kuil Jagannath di Puri dan Kuil Matahari di Konark, yang menjadi ikon dunia, serta Kuil Madhukeshwara di Mukhalingam, Kuil Nrusinghanath di Simhachalam (dahulu di Kalingga, kini di Andhra Pradesh), dan Kuil Ananta Vasudeva di Bhubaneswar. Selain itu, dinasti ini juga membangun banyak kuil lain[5]. Penguasa Dinasti Ganga Timur berhasil mempertahankan kerajaan mereka dari serangan para penyerbu Muslim. Kekayaan yang diperoleh melalui perdagangan dan aktivitas ekonomi sebagian besar dialokasikan untuk pembangunan kuil[6]. Kekuasaan dinasti ini berakhir pada masa Raja Bhanudeva IV (sekitar 1414–1434) di awal abad ke-15, yang kemudian digantikan oleh Dinasti Ganga Khemundi hingga sistem zamindari dihapuskan di India modern. Dinasti Ganga Timur dikenal sebagai dinasti dengan masa pemerintahan terpanjang di Odisha. Mata uang mereka, yang dikenal sebagai Ganga Fanams, memiliki kesamaan dengan mata uang Dinasti Chola dan Chalukya Timur di India bagian selatan[7]. Mata uangKoin Dinasti Ganga Timur terdiri dari fanam emas. Bagian depan koin biasanya menggambarkan seekor banteng dalam posisi berbaring bersama simbol-simbol lainnya. Pada bagian belakang koin terdapat simbol yang mewakili huruf sa (untuk samvat, yang berarti tahun) diapit oleh alat pengusir gajah atau alat pengusir gajah dengan kapak perang, serta angka di bawahnya yang menunjukkan tahun pemerintahan (tahun anka) raja yang berkuasa. Beberapa koin juga memuat tulisan śrī rāma pada bagian belakang di atas huruf sa[8]. Sistem numeral pada koin Ganga TimurSalah satu aspek menarik dari koin Dinasti Ganga Timur adalah kemungkinan koin ini menjadi koin Hindu paling awal yang menggunakan angka desimal untuk penanggalan. Sebelumnya, koin berangka, seperti milik Dinasti Satrap Barat atau Dinasti Gupta, menggunakan sistem angka Brahmi kuno[9]. Sistem ini memiliki simbol terpisah untuk setiap angka satuan, simbol terpisah untuk kelipatan dua digit puluhan seperti 20, 30, 40, dan seterusnya, serta simbol terpisah untuk angka tiga digit seperti 100, 200, dan seterusnya. Misalnya, angka 123 ditulis sebagai 100-20-3. Namun, koin Ganga Timur menggunakan simbol angka satuan, dengan posisi angka menunjukkan nilainya seperti puluhan atau ratusan, sehingga secara efektif menggunakan sistem posisi nol (zero-place holder system)[10] Lihat pulaReferensi
|