Artikel atau sebagian dari artikel ini mungkin diterjemahkan dari Desensitization (psychology) di en.wikipedia.org. Isinya masih belum akurat, karena bagian yang diterjemahkan masih perlu diperhalus dan disempurnakan. Jika Anda menguasai bahasa aslinya, harap pertimbangkan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini. Anda juga dapat ikut bergotong royong pada ProyekWiki Perbaikan Terjemahan.
(Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat. Lihat pula: panduan penerjemahan artikel)
Dalam psikologi, desensitisasi atau pengawapekaan (bahasa Inggris: Desensitization) adalah perawatan atau proses yang mengurangi respons emosional terhadap suatu perangsang atau stimulus yang negatif, aversif atau positif setelah paparan berulang kali. Desensitisasi juga terjadi ketika respons emosional berulang kali muncul dalam situasi ketika kecenderungan tindakan yang terkait dengan emosi itu terbukti tidak relevan atau tidak perlu. Desensitisasi merupakan proses yang digunakan terutama untuk membantu individu dalam menghilangkan fobia dan kecemasan, dan dikembangkan oleh psikolog yang bernama Mary Cover Jones.[1][2][3]Joseph Wolpe (1958) mengembangkan metode daftar hierarki kecemasan yang membangkitkan rangsangan menurut urutan intensitas yang memungkinkan individu untuk menjalani adaptasi.[4] Walaupun terdapat obat-obatan untuk individu yang menderita kecemasan, ketakutan atau fobia, tetapi bukti empiris mendukung desensitisasi dengan tingkat penyembuhan yang tinggi, terutama bagi mereka yang menderita depresi atau skizofrenia.[5]