Deklarasi FaktaDeklarasi Fakta adalah pernyataan umum yang dirilis secara luas oleh Saksi-Saksi Yehuwa selama periode penganiayaan pada zaman Jerman Nazi. Dokumen tersebut menegaskan netralitas politik oleh denominasi tersebut, memohon hak untuk mengabar di depan umum, dan mengklaim bahwa Saksi-Saksi Yehuwa adalah korban kampanye informasi yang salah oleh gereja-gereja lain. Pernyataan itu disiapkan oleh Joseph F. Rutherford, presiden Lembaga Menara Pengawal pada saat itu, dan dirilis pada kebaktian di Berlin pada tanggal 25 Juni 1933. Lebih dari 2,1 juta eksemplar pernyataan itu didistribusikan ke seluruh Jerman, dan salinannya juga dikirimkan ke pejabat senior pemerintah termasuk Kanselir Jerman Nazi, Adolf Hitler.[1] Penyebarannya memicu gelombang baru penganiayaan terhadap Saksi-Saksi Yehuwa di Jerman dan sekitarnya.[2] Latar belakangSejak tahun 1922, Siswa-Siswa Alkitab Jerman (Ernste Bibelforscher) ditangkap dengan tuduhan menyebarkan secara tidak sah ketika mereka mendistribusikan lektur Lembaga Menara Pengawal kepada umum. Antara 1927 dan 1930, hampir 5.000 dakwaan dijatuhkan terhadap anggota kelompok, dan meskipun sebagian besar berakhir dengan pembebasan[3][4] beberapa "hukuman berat" juga dijatuhkan.[2] Pada November 1931, kalangan berwenang Bayern menggunakan peraturan darurat baru terkait gangguan politik untuk menyita dan melarang lektur Lembaga Menara Pengawal. Pada akhir tahun 1932, lebih dari 2.300 tuntutan terhadap Siswa-Siswa Alkitab ditunda.[2] Pembatasan diperketat dengan pelantikan Adolf Hitler sebagai Kanselir baru Jerman pada tanggal 30 Januari 1933. Pada tanggal 4 Februari, Hitler mengeluarkan dekrit yang mengizinkan polisi untuk menyita lektur yang "membahayakan keamanan dan ketertiban umum", dan juga membatasi kebebasan berkumpul. Pada pertengahan 1933, publikasi kelompok tersebut - yang saat itu dikenal sebagai Saksi-Saksi Yehuwa - telah dilarang di sebagian besar negara bagian Jerman,[2] dan anggotanya dituduh sebagai simpatisan komunis dan berhubungan dengan orang Yahudi dalam gerakan politik subversif. Rumah para anggota sering digeledah oleh polisi untuk mencari lektur, dan pada 24 April, markas besar Asosiasi Siswa Alkitab Internasional (IBSA) di Magdeburg sempat diduduki oleh polisi. Pihak berwenang keberatan dengan pengaruh kepercayaan minoritas seperti Saksi-Saksi Yehuwa karena dinilai "berkontribusi pada pemecahan ideologis rakyat Jerman", tetapi pihak berwenang juga memandang kelompok itu sebagai ancaman bagi denominasi Kristen arus utama. Keputusan Kementerian Dalam Negeri Jerman menyatakan:
Lihat pulaReferensi
Pranala luar |