Danau Butong
PanoramaKawasan danau Butong menyimpan keanekaragaman hayati, baik flora maupun fauna. Beberapa jenis tanaman anggrek dapat dijumpai di kawasan ini. juga pohon-pohon langka masih tetap terjaga dengan baik. Tidak hanya itu, di kawasan ini juga terdapat berjenis-jenis Tupai, Kera dari yang terkecil hingga yang terbesar. Termasuk dalam hal ini binatang yang dilindungi oleh Undang-Undang yaitu Orang Utan, Bekantan dan Kera hitam. Selain keanekaragaman hayati, kawasan danau Butong juga termasuk kawasan kebun Rotan Sedatu-nya seluas kurang lebih 1.500 hektar atau sekitar 40 kilometer arah selatan dari Muara Teweh ibu kota Kabupaten Barito Utara.[1][3] Bidang BudayaTidak ada peraturan secara tertulis untuk ikut menjaga kelestarian ekosistem kawasan di Danau Butong. Akan tetapi kearifan lokal masyarakat adat setempat secara turun temurun yang ikut menjaga serta mengawasi danau Butong agar tetap lestari. Hal ini terbukti tidak dijumpainya kegiatan pembangunan atau lainya dari pinggiran danau ke darat sepanjang tiga kilometer di sepanjang danau. selain itu juga tidak sembarang dapat memanfaatkan atau mengeksploitasi danau tersebut tanpa izin dari Ketua Adat dan Pemerintah Desa Butong.[4][5] Bidang EkonomiDanau Butong memiliki potensi perikanan yang luar biasa, baik dengan penangkapan dari alam, maupun budidaya, sehingga telah menjadi salah satu sumber pendapatan para nelayan yang ada disana. Selain ikan, kawasan Kebun Rotan Sedatu juga dimiliki bersama oleh masyarakat desa Butong.[6] PelestarianDalam mewujudkan pelestarian serta pengembangan kedepan, kawasan danau Butong dikelola oleh Yayasan Barito Hijau yang telah memfasilitasi status kawasan ini. selain itu Yayasan Barito Hijau juga menggandeng Pemerintah Daerah agar memiliki status hukum yang kuat. Guna pengembangan kawasan ini kedepan agar dapat lebih maju, Yayasan Barito Hijau juga mengajukan kepada WWF Indonesia untuk ikut membantu memfasilitasi masyarakat adat Desa Butong dalam memperjuangkan status kawasan ini.[6] Referensi |