Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
Tambahkan pranala wiki. Bila dirasa perlu, buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan "[[" dan "]]" pada kata yang bersangkutan (lihat WP:LINK untuk keterangan lebih lanjut). Mohon jangan memasang pranala pada kata yang sudah diketahui secara umum oleh para pembaca, seperti profesi, istilah geografi umum, dan perkakas sehari-hari.
Sunting bagian pembuka. Buat atau kembangkan bagian pembuka dari artikel ini.
Tambahkan kotak info bila jenis artikel memungkinkan.
Hapus tag/templat ini.
Menyadari pentingnya pendidikan yang akan mendasari hidup anak-anak anggota jemaat, dan atas dorongan orangtua untuk pemeliharaan anak-anak mereka supaya tetap menjadi anggota jemaat di kemudian hari, gereja telah bangkit untuk membangun sekolah-sekolah, mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan dan Perguruan Tinggi. Semangat membangun sekolah itu sesuai panggilan kepada jemaat, "Di mana saja terdapat sekelompok orang yang menyucikan Hari Sabat, di sana orang-orang tua harus bersatu menyediakan satu tempat buat sekolah.
Membuat firman Allah sebagai landasan semua pendidikan sesuai falsafah gereja bahwa Allah adalah sumber pengetahuan dan akal budi.
Menanamkan dasar-dasar pembangunan ini, dimulai dalam rumah-rumah tangga dan kemudian dilanjutkan di sekolah-sekolah dasar yang merasa terpanggil untuk perwujudan maksud ini, dan guru-guru yang bertanggung jawab dipekerjakan untuk melakukannya.
Uni Indonesia Kawasan Timur
Sekolah dasar pertama di Kawasan Timur telah dimulai tahun 1928 atas prakarsa jemaat Ratahan. Sarah Takapente adalah gurunya yang pertama bersama Lefrand Pasuhuk. Tetapi sekolah itu tidak dapat bertahan lama karena perang dan situasi yang tidak mengizinkan.
Setelah Tahun 1950
Setelah Republik Indonesia tahun 1945, tidak banyak kegiatan gereja yang menjurus ke pembinaan pendidikan. Baru setelah tahun 1950, kesadaran pentingnya pendidikan muncul di pelbagai jemaat di Kawasan Timur. Di antara jemaat-jemaat itu adalah Rerer yang membuka Sekolah Dasar tahun ajaran 1951, yang dipimpin oleh G. Muntu; jemaat Lawongan (1952) yang dipimpin oleh Max Piring; Tompaso Baru (1953) dipimpin oleh H. Mandey; Tondano (1954) dipimpin oleh L. A. Gerungan (Ny. Wallen Gerungan); Imandi (1954) dipimpin oleh J. Ander; Remboken (1 Agustus 1954) dipimpin oleh H. Lapian dan Bawoleu di Sangir Talaud (1 Agustus 1954) dipimpin oleh Lis Malumbot.
Setelah Tahun 1960
Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Kotamobagu di Minahasa Selatan telah memulai Sekolah Dasar tanggal 11 September 1961 di bawah kepemimpinan Leo Tikonuwu