County Edessa adalah salah satu dari Negara-negara Tentara Salib pada abad ke-12, di mana county ini berdasarkan dari kota dengan sejarah kuno dan tradisi awal Kristen, yaitu kota Edessa.
County Edessa berbeda dengan negara-negara tentara salib lainnya di mana negara ini dikelilingi oleh daratan. Sebagian dari county ini, termasuk ibu kotanya terletak di bagian Efrat timur, dan terletak lebih timur dari negara-negara tentara salib lainnya, sehingga county ini dapat diserang. Bagian barat Efrat dikontrol oleh benteng Turbessel.
Didirikannya County Edessa
Pendirian
Pada tahun 1098, Baldwin dari Boulogne meninggalkan tentara salib utama, di mana melalui selatan melewati Antiokhia dan Yerusalem, dan pergi ke selatan ke Sisilia, lalu ke timur ke Edessa. Di Edessa, ia diyakinkan oleh penguasa Edessa, Thoros, untuk mengadopsinya sebagai anak dan ahli waris. Thoros adalah penganut Kriston Ortodoks, dan selanjutnya ia dibnuh, walaupun tidak diketahui apakah Baldwin memiliki bagian dalam hal ini dan ahkrinya Baldwin menjadi pemimpin. Pada tahun 1100, Baldwin menjadi Raja Yerusalem ketika saudaranya Godfrey dari Bouillon meninggal. Kadipaten Edessa diberikan kepada sepupunya Baldwin dari Bourcq.
Konflik Dengan Tetangga Muslim
Baldwin II dengan cepat terlibat dalam urusan Suriah utara dan Asia Kecil. Dia membantu mengamankan tebusan Bohemond I dari Antiokhia dari Danishmends pada tahun 1103, dan, bersama Antiokhia, menyerang Kekaisaran Bizantium di Kilikia pada tahun 1104. Kemudian pada tahun 1104, Edessa diserang oleh Mosul, dan Baldwin dan Joscelin ditawan setelah kekalahan mereka di Pertempuran Harran. Sepupu Bohemond, Tancred menjadi bupati di Edessa (meskipun Richard dari Salerno yang sebenarnya memerintah wilayah itu), sampai Baldwin dan Joscelin ditebus pada tahun 1108. Baldwin harus berjuang untuk mendapatkan kembali kendali atas kota; Tancred akhirnya dikalahkan, meskipun Baldwin harus bersekutu dengan beberapa penguasa Muslim setempat.
Pada tahun 1110, semua tanah di sebelah timur Efrat hilang dari Maudud Mosul. Ini tidak diikuti dengan penyerangan ke Edessa sendiri karena para penguasa Muslim lebih mementingkan konsolidasi kekuatan mereka sendiri.
Baldwin II menjadi Raja Yerusalem (juga sebagai Baldwin II) ketika Baldwin I meninggal pada tahun 1118. Meskipun Eustace dari Boulogne memiliki klaim yang lebih baik sebagai saudara mendiang Baldowin, dia berada di Prancis dan tidak menginginkan gelar tersebut. Edessa diberikan kepada Joscelin pada tahun 1119. Joscelin ditawan sekali lagi pada tahun 1122; ketika Baldwin datang untuk menyelamatkannya, dia juga ditangkap, dan Yerusalem ditinggalkan tanpa rajanya. Joscelin melarikan diri pada tahun 1123, dan memperoleh pembebasan Baldwin pada tahun berikutnya.
Kejatuhan Negara
Joscelin terluka parah selama pengepungan pada tahun 1131 dan digantikan oleh putranya Joscelin II. Saat ini, Zengi telah menyatukan Aleppo dan Mosul dan mulai mengancam Edessa. Sementara itu, Joscelin II kurang memperhatikan keamanan daerahnya, dan bertengkar dengan penguasa Tripoli yang kemudian menolak membantunya. Zengi mengepung kota pada tahun 1144, merebutnya pada tanggal 24 Desember tahun itu. Joscelin terus menguasai tanahnya di sebelah barat Efrat, dan dia juga berhasil memanfaatkan kematian Zengi pada bulan September 1146 untuk mendapatkan kembali dan mempertahankan ibu kota lamanya sebentar. Kota itu kembali hilang pada bulan November, dan Joscelin nyaris lolos. Pada tahun 1150 dia ditangkap oleh putra Zengi, Nur ad-Din, dan ditahan sebagai tawanan di Aleppo sampai dia meninggal pada tahun 1159. Istrinya menjual Turbessel dan apa yang tersisa dari wilayah Edessa kepada Kaisar Bizantium Manuel I Komnenos, tetapi daerah ini ditaklukkan oleh Nur ad-Din dan Sultan Rum dalam waktu satu tahun. Edessa adalah negara Tentara Salib pertama yang diciptakan, dan juga yang pertama hilang.
Populasi dan Demografi
Edessa adalah salah satu negara Tentara Salib terbesar dalam hal wilayah, tetapi memiliki salah satu populasi terkecil. Edessa sendiri berpenduduk sekitar 10.000 jiwa. Daerah lainnya sebagian besar terdiri dari benteng-benteng. Wilayah kadipaten Edessa terbentang dari Antiokhia di barat hingga melintasi Eufrat di timur pada jangkauan terbesarnya. Kekuasaan Edessa juga sering menempati tanah sejauh utara Armenia. Di selatan dan timur terdapat kota-kota Muslim yang kuat di Aleppo dan Mosul, serta Jazira (Irak utara). Penduduknya sebagian besar adalah Kristen Ortodoks Syria dan Ortodoks Armenia, dengan beberapa Kristen Ortodoks Yunani dan Muslim Arab. Meskipun jumlah orang Latin selalu sedikit, ada seorang Patriark Katolik Roma. Kejatuhan kota tersebut menjadi pemicu Perang Salib Kedua pada tahun 1146.
Pemimpin Edessa, 1098–1149